Setelah mengunjungi makam Aubertin Mallaby Sabtu (04/02/2012), kami menyempatkan berkunjung ke makam Spoor. Ini adalah kunjungan kedua saya setelah kunjungan tahun 2006. Jenderal Simon Hendrik Spoor lahir di Amsterdam, 12 Januari 1902 adalah panglima tertinggi tentara kerajaan Belanda di Hindia Belanda (1945 – 1949) dan meninggal 25 Mei 1949 di Batavia (sekarang Jakarta). Hampir serupa dengan Mallaby, kematian Spoor juga dilingkupi berbagai kontroversi berikut:
- Spoor tewas tertembak saat pertempuran hebat di Aek Kambiri, Simagomago, Sipirok. Spoor terkena peluru yang ditembakkan oleh Letnan Satu Sahala Muda Pakpahan (Naga Bonar ?) pada 23 Mei 1949. OK-lah bisa saja Spoor mati di luar pulau lalu jasadnya dimakamkan di Jakarta (lihat kasus Mallaby, mati dalam pertempuran di Surabaya namun tempat peristirahatan terakhirnya di Jakarta). Namun sayang informasi seputar peristiwa ini kurang diekspos sehingga tak ada bukti kuat ke arah sana.
- Spoor meninggal karena serangan jantung dalam pertemuan Roem-Roijen di Batavia pada 1949. Perjanjian Roem-Roijen berlangsung 14 April – 7 Mei 1949 di Hotel des Indes Batavia; bisa saja setelah kena serangan jantung Spoor masih mengalami koma. Namun dari beberapa sumber menyebutkan kalangan orang dekatnya mengatakan Spoor tidak menderita penyakit jantung. Jadi versi ini agak meragukan.
- Ada yang mengatakan Spoor meninggal karena diracun di Belanda. OK ini lebih gak masuk akal, jika meninggal di Belanda kenapa makamnya ada di Jakarta?
- Spoor meninggal karena diracun saat menikmati santap siang untuk merayakan kenaikan pangkatnya di De Jachtclub, Tandjung Priok - Batavia. Hari itu Jumat (20 Mei 1949) Spoor makan bersama ajudannya Kapten Smulders dan Kepala Pendeta Verhhoeven. Setelah mengalami koma selama 5 (lima) hari Spoor meninggal pada tanggal 25 di bulan yang sama pk 12.15 akibat racun yang sudah menjalar ke jantung.
Rumors
kuat yang beredar seputar kematian Spoor adalah berkaitan dengan
usahanya untuk membongkar kasus korupsi yang dilakukan oleh para
jenderal Belanda yang berada di bawahnya. Informan Spoor, Letnan Muda
Rob Aernout seorang anggota polisi rahasia Belanda sebelumnya dibunuh di
kediamannya pada 28 Pebruari 1948. Menilik kasus tersebut, wajar jika
Spoor menjadi incaran untuk disingkirkan oleh para jenderal yang
kegiatannya bakal terkuak dan posisinya terancam. Setelah acara santap
siang di De Jachtclub, Smulders mengalami koma selama 4 (empat) hari
sedang Verhoeven dievakuasi ke Belanda. Pada 27 Agustus 2003, Smulders
memberikan konfirmasi bahwa semua laporan medis seputar kematian Spoor
sengaja ditutupi oleh Belanda dan arsipnya dimusnahkan. Konon, Kepala
Dinas Kesehatan Militer Belanda Mayor Jenderal dr. Simons memandang
tidak perlu melakukan otopsi pada jenazah Jenderal Spoor.
Hingga kini penyebab kematian Spoor yang mendadak tetap menjadi misteri. Spoor dimakamkan di Taman Makam Kehormatan (Ereveld) Menteng Pulo; taman pemakaman yang dibuka oleh Spoor tahun 1947 di lahan yang diwakafkan sebagai tempat pemakaman korban perang dunia kedua.[oli3ve]: *dikutip dari berbagai sumber, jika ada yang tahu hasil dari seminar di Sipirok mari berbagi*
Olive Bendon
No comments:
Post a Comment