Translate

Wednesday, August 29, 2012

Enfield Monster - Monster Horror dari Illinois




Illinois, Sebuah area yang merupakan bagian amerika, di salah satu kotanya yaitu Enfield ternyata pernah dihantui oleh monster horor mengerikan. Monster yang meneror dari rumah ke rumah lainnya dengan bentuk yang aneh. Peristiwa yang sudah terjadi sekian lama ini sampai sekarang masih membingungkan.









 

Penampakan

Enfield monster pertama kali menampakkan dirinya pada malam dingin pada 25 April 1973, ketika seorang anak laki-laki bernama Greg Garett mengklaim bahwa dia diserang monster yang benar-benar aneh saat bermain di halaman belakang rumahnya.

Dia berkata monster itu memiliki 3 kaki saja, kulit yang berlumpur dan berwarna abu-abu serta memiliki cakar pendek dan mata merah. Monster tersebut menginjak kaki anak itu dan merobek sepatu tenisnya, Greg berteriak ketakutan lalu dia berlari kembali kerumahnya.



Tak lama, sekitar setengah jam kemudian makhluk tersebut menuju ke rumah tetangga Greg, Henry McDaniel dan keluarganya. Saat pukul 9.30 malam, Henry McDaniel dan istrinya kembali ke rumah mereka setelah pergi, mereka menemukan anak mereka Henry Jr. dan Lil dalam keadaan takut.

Mereka berkata sesuatu mencoba masuk ke rumah melalui pintu dan jendela. Selama orang tua mereka pergi, mereka juga mendengar suara garukan dari pintu depan. Henry mengasumsi makhluk itu adalah hewan liar, lalu dia membuka pintu dimana anak tersebut mendengar suara dari makhluk misterius itu.

Terlihat monster yang mengerikan, yang sama dengan apa yang menyerang Greg beberapa waktu lalu. Henry lalu mengambil senter dan pistolnya dan menembak makhluk itu, Henry yakin tembakannya kena, tetapi makhluk itu malah mendesis seperti kucing.

Lalu makhluk itu kabur, makhluk itu menuju tanggul kereta api L&N di dekat rumahnya. Henry mendeskripsikan makhluk itu "Dia memiliki 3 kaki, 2 tangan berada di dadanya. Dia setinggi 4 - 5 kaki dan berwarna keabu-abuan"












Inilah Monster Horror Illinois


Henry lalu memanggil polisi, bukti yang ada dari tempat kejadian hanya cakaran pada pintu dan jejak kaki seperti jejak kaki anjing, anehnya jejak kaki ini menunjukkan bahwa makhluk ini memiliki 6 jari kaki dan menunjukkan bahwa makhluk ini memiliki 3 kaki! salah satu jejaknya lebih kecil dari yang lain.

Satu lagi penampakan dilihat oleh Rick Rainbow, seorang direktur stasiun radio WWKI di Kokomo, Indiana. Dia dan 3 orang lainnya melihat makhluk itu berada di dekat rumah kosong dekat rumah McDaniel. Sayangnya mereka tidak melihatnya lama, makhluk itu kabur entah kemana.

Akibat dan Penelitian

Setelah kejadian itu, wartawan mulai menyerbu Enfield, tetapi White County Sheriff, Roy Poshard Jr merasa terganggu oleh serbuan pers, karena itu dia mengancam memenjarakan McDaniel jika dia tidak berhenti menghasut terus ceritanya yang membuat panik tersebut.

Keadaan bertambah buruk lagi bagi Sheriff itu dengan datangnya para pemburu monster yang bersenjata, beranggotakan 5 anak muda yang mulai berpatroli di tanggul L&N tempat monster tersebut kabur.

Pada akhirnya, pemburu tersebut di tangkap oleh deputi sheriff Jim Clark karena dianggap merupakan "Ancaman bagi keselamatan publik" dan juga larangan berburu. Mereka ditangkap setelah menembak makhluk yang dilihat mereka abu-abu dan berbulu sedang bersembunyi di semak-semak. Tapi seperti halnya McDaniel, tembakan mereka tidak berpengaruh.











Ini Loren Coleman


Berikutnya seorang Cryptozoologist, Loren Coleman datang ke Enfield untuk menginvestigasi para saksi mata, mengecek rumah yang di rusaki monster dan dia juga mendengar teriakan/lolongan monster.

Pada Juli 1974, Loren Coleman dan Jerome Clark menampilkan Cerita tentang makhluk ini di majalah Fate Dengan judul “Swamp Slobs Invade Illinois.” Coleman juga tertarik untuk mendiskusikan peristiwa ini dengan paranormal.

Beberapa peneliti lain menyambungkan peristiwa ini dengan UFO yang memang pada saat itu sering terjadi penampakannya. Beberapa orang mengatakan bahwa makhluk ini adalah "Iblis"

Diketahui juga antara tahun 1941-1942 di desa terpencil di Mt.Vernon (Berjarak 40 mil dari Enfield) terjadi penampakan makhluk yang "Melompat" yang meneror populasi sekitar, selain itu dia juga mengakibatkan beberapa hewan mati. Para saksi mata yang melihat Monster Mt.Vernon menyatakan makhluk ini mirip babun, dan bisa melompat 20-40 kaki sekali lompatan.

Sudah sekitar 40 tahun sejak penampakan monster itu, dan itu tidak berarti monster itu berhenti meneror sekarang ini.

Ciri-Ciri

Dikatakan ciri makhluk misterius itu adalah:
- Memiliki 3 kaki
- Berlumpur
- Berwarna Abu-abu
- Memiliki 2 tangan di dadanya
- Bermata merah besar
- Jejak seperti anjing
- Memiliki 6 jari kaki
- Mendesis seperti kucing
- Bisa dibilang tidak mempan ditembak
- Suka masuk ke rumah
- Memiliki tinggi sekitar 4-5 kaki

Perkiraan

Dilihat dari 3 kakinya bisa jadi hewan ini adalah hewan hasil mutasi atau kecacatan anggota tubuh. Berlumpur, ciri ini bisa diperkirakan merupakan hewan yang tercebur ke dalam lumpur atau makhluk berikut ini, anda pasti sudah kenal makhluk yang cukup terkenal ini.










ya, ini adalah Tar monster dari film Scooby doo. Berlumpur kan.
Ciri berikutnya adalah abu-abu, hewan jarang yang memiliki bulu berwarna abu-abu, bahkan kucing. Kucing pun tidak ada yang memiliki ciri diatas.

Lalu dua tangan yang berada di dada, dia tidak memiliki tangan di tempat tangan yang seharusnya. saya belum pernah tahu makhluk seperti ini, terkecuali jika makhluk ini bermutasi atau mengalami kecacatan.











Mothman, Sang Tersangka

Bermata merah besar, hewan tidak ada yang memiliki ciri ini kecuali burung hantu dan Mothman.

Jejak seperti anjing, berarti menunjukkan bahwa hewan ini sejenis mamalia.

memiliki 6 jari kaki, ini pun masih misterius.











Inilah si anjing berkaki 3



Mendesis seperti kucing, ini menunjukkan lagi bahwa hewan ini sejenis mamalia. Tapi karena suara kucing, bisa jadi ini kucing besar seperti harimau yang tersasar.

Tidak mempan di tembak, Lucu sekali, hewan ini tidak mempan? hanya hewan super yang memiliki kemampuan ini.

Suka masuk ke rumah, Monster ini Maling? Perampok? mungkin kucing, kucing biasanya suka mencuri ikan. Bisa jadi ini kucing hasil mutasi. Tapi ada yang membuat saya heran, monster ini pemberani sekali, biasanya monster dan cryptid lebih suka di hutan.
Ini malah datang kerumah, sudah begitu jika dia gagal ke satu rumah maka tetangganya di serbu, lagipula dia ke suatu rumah untuk mencari makan? di hutan kan banyak. Saya sedikit curiga bahwa monster ini sebenarnya adalah Perampok yang memakai kostum.

Soal tingginya rasanya biasa saja.

Nah sekarang bagian kemiripan dan perkiraan makhluk ini. Menurut pendapat saya, makhluk tersebut adalah:

- Hewan Mutasi
hewan hasil mutasi bisa menghasilkan monster horor seperti ini, mungkin dibuat dengan percobaan pada hewan lalu dia kabur dari laboratorium

- Hewan Cacat
Hewan ini mengalami kecacatan sejak lahir sehingga menjadi berbentuk horor

- Hewan Sakit
Hewan sakit sehingga kakinya di amputasi jadi hanya 3 kaki, lalu soal abu-abunya, anda mungin pernah dengar tentang berita ditemukannya hewan yang di perkirakan chupacabra yang tidak memiliki bulu, sehingga tubuhnya berwarna abu-abu

- Perampok
Saya katakan perampok karena suka masuk dari rumah ke rumah, dan dia berani untuk menunjukkan wajah di depan manusia secara langsung.

- Mothman
Nah, saya cenderung yakin bahwa makhluk ini adalah mothman jika dilihat dari tubuh berwarna abu-abu, bulu mothman memang digambarkan abu-abu demikian juga ngengat pada umumnya, mata merah besar, mothman memang dilaporkan memiliki mata seperti ini.

- Alien
Mungkin alien memang monster ini dikarenakan bentuknya yang aneh.

- Hewan malang
Hewan malang ini bisa jatuh ke lumpur lalu kena bulu atau kapas berwarna abu-abu

- Monster Horror yang sesungguhnya
Alternatif jika bukti lainnya kurang membuktikan



Monster ini dikatakan "Horror" karena bentuknya yang tidak biasa, dan aneh. Monster horror biasanya ada di dalam cerita Science-Fiction seperti Aliens, Cthulhu dan kawan kawannya.

Makhluk ini masih misterius hingga sekarang, penampakannya berakhir pada Rick rainbow yang melihatnya. Bentuknya yang aneh pun mengakibatkan monster ini disangka iblis. Selain itu ciri kakinya yang unik juga belum dimiliki hewan lain, terkecuali hewan mutasi dan cacat.

Sekarang, entah makhluk ini masih ada atau tidak, karena sudah lewat 40 tahun, lagipula penampakan makhluk ini menurut saya kurang alamiah, biasanya hewan menyerang manusia dan menuju pemukimannya hanya jika dia sakit atau kelaparan, tetapi sewaktu kaki Greg di injak, monster itu tidak memakannya.

Malah dia pergi, soal anti-peluru tersebut mungkin hewan tersebut memiliki bulu sangat tebal sehingga peluru tidak tembus, atau perisai di tubuhnya seperti cangkang dan sebagainya. Anehnya lagi, hewan yang ketakutan biasanya kabur sejauh mungkin, tapi ini malah ke tempat persembunyian terdekat, tidak seperti hewan.

Lagipula beberapa hewan cryptid dinyatakan "Salah lihat" oleh saksi mata, tapi yang ini saksi bertatapan langsung oleh sang monster, kesalahan melihat karena ketakutan oleh bentuknya yang aneh.

Jika bukan hewan, maka yang bisa dibilang alien, iblis, atau Monster Horor yang sesungguhnya.
Read More..

Nyos Lake, Danau yang Memakan Korban 1.800 Jiwa


Danau Nyos, danau luas yang terdapat di kawasan Kamerun, Afrika Barat. Kedalaman danau ini mencapai 157 m dengan bagian terdalamnya 208 meter. Ada banyak penduduk yang tinggal dilembah di sekeliling danau Nyos.
Namun, pada tahun 1986, terjadi keanehan di pemukiman penduduk itu. Sekitar 1700 orang meninggal secara mendadak dan bersamaan. Yang lebih anehnya, semua penduduk yang meninggal itu tewas dalam posisi ketika sedang melakukan pekerjaan sehari-hari.
Ada yang tewas sambil memompa air, sedang memasak dan ada juga yang tewas ketika sedang meminum segelas air. Beberapa orang yang selamat dari peristiwa itu menceritakan apa yang terjadi pada hari orang-orang tersebut meninggal.
Katanya, pada malam sebelum kejadian itu, udara tiba-tiba terasa hangat dan tercium bau seperti telur busuk. Masyarakat tidak terlalu memperdulikan kejadian itu. Dan tiba-tiba keesokan paginya, banyak mayat yang bergelimpangan ketika mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka.
Tidak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebab kematian yang aneh itu. Namun para ahli menemukan, kalau warna air Danau Nyos berubah dari bening menjadi warna oranye terang.
Untuk mencari jawaban, para ahli kemudian meneliti Danau Craten di Oregon. Danau ini adalah danau terluas nomor tujuh di dunia. Luasnya mencapai 50 km persegi dengan kedalaman 594 meter. Sehingga digambarkan kalau Empire State dimasukkan ke danau ini, pasti akan tenggelam.
Danau Craten menampung sekitar 19 triliun liter air. Sekitar 7700 tahun yang lalu, Gunung Mazame di tempat itu meletus dan melemparkan puncak gunungnya. Kawah inilah yang kemudian membentuk Danau Craten.
Namun, ternyata aktivitas gunung Mazame masih tetap mempengaruhi danau tersebut. Karena dibawah danau ternyata masih terdapat kolam-kolam bekas magma yang masih tetap panas.
Para ahli menemukan bahwa suhu air di dasar danau lebih hangat beberapa derajat, kadar garamnya juga sepuluh kali lebih pekat dan mengandung banyak CO2. Lalu CO2 ini kemudian merembes dari celah-celah kerak bumi dan menuju ke kawah yang kini telah menjadi danau.
Namun, keberadaan air telah menghalangi CO2 itu naik ke udara. Kalaupun ada sedikit yang terlepas, masih bisa hilang terbawa hembusan angin. Sehingga tidak terlalu membahayakan.
Proses pergantian musim juga sangat mempengaruhi. Pada musim dingin, perputaran air akan terdorong ke bawah karena suhu dibawah lebih hangat. Sebaliknya pada musim panas, perputaran air akan naik ke atas.
Siklus inilah yang kemudian membuat munculnya lapisan-lapisan air yang berbeda kadar kepadatannya. Lapisan air yang paling bawah lebih pekat daripada yang diatas. Di lapisan air yang paling bawah inilah CO2 yang mengalir dari dasar bumi itu tertahan.
CO2 tidak bisa naik lebih tinggi karena perbedaan kepekatan air di lapisan atasnya. Sehingga berkumpul dan terakumulasi selama puluhan tahun dan menjadi sangat banyak di lapisan air yang paling bawah.
Fenomena ini kemudian ditemukan juga pada Danau Horseshoe yang berukuran lebih kecil dari Danau Craten. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar danau itu mengering dan akhirnya mati.
Setelah diselidiki, ternyata kadar CO2 di danau ini mencapai 100 ton/hari dan meresap ke tanah. Inilah yang membuat pohon-pohon di sekitarnya mati. Para ahli kemudian melakukan percobaan dengan menggali sedikit tanah di tepi danau itu lalu mencoba menyalakan api.
Namun, akibat pekatnya kadar CO2 nya, api langsung padam begitu didekatkan dengan tanah. Ternyata akumulasi CO2 yang sudah sangat banyak di danau itu akhirnya meluap dan menyebabkan danau itu menjadi sangat berbahaya.
Namun, kadar CO2 di Danau Horseshoe tidak terlalu membahayakan manusia, karena batas kadar yang membahayakan adalah 1,75 juta ton. Dan ini hanya akan terjadi pada peristiwa gunung meletus.
Penemuan-penemuan inilah yang kemudian membantu para ahli untuk bisa menyimpulkan apa yang terjadi di Danau Nyos. Malam hari sebelum peristiwa itu, ada sebuah tebing di tepian danau, runtuh dan masuk ke air.
Diperkirakan reruntuhan tebing ini telah menggoncang lapisan-lapisan air. Sehingga lapisan paling dasar yang dipenuhi dengan CO2 menjadi pecah dan mengalirkan CO2 dalam jumlah besar ke permukaan danau.
Keesokan paginya aliran CO2 ini kemudian memasuki wilayah pemukiman penduduk. Dan karena CO2 tidak berwarna dan tidak berbau, penduduk tidak menyadari kedatangannya. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk yang tewas ketika sedang mengerjakan kegiatan hariannya.
CO2 ini seperti pembunuh yang mengintai diam-diam. Mungkin hanya segelintir orang saja yang menyadari adanya bahaya tak kasat mata yang terdapat di dasar danau yang terlihat sangat indah di permukaannya itu.
Tanpa mereka sadari, mereka elah menghirup CO2 yang berasal dari lapisan paling dasar danau, yang telah terakumulasi selama puluhan tahun. Dan banyak sekali orang yang meninggal karena itu.
Read More..

kastil Berry Pomeroy - Devon, Inggris


Sumber gambar - Pickatrail

Berry Pomeroy dikatakan benteng paling angker di Inggris dan memiliki wanita putih nya sendiri. Latar belakang wanita ini jauh lebih menyedihkan daripada Tamworth itu. Perempuan Putih dari Berry Pomeroy diyakini hantu Wanita Margaret Pomeroy yang kelaparan sampai mati oleh kejahatan kakak perempuannya Eleanor . Desas-desus di sekitar benteng mengklaim bahwa Lady Eleanor cemburu lebih muda, dan cantik karena hal irinya tersebut ia menguncinya di ruang bawah tanah selama hampir dua dekade! Hantu nya dikatakan benar-benar putih,dan mempunyai rambut yang panjang terurai. Dia sering terlihat di Menara St Margaret. Setiap kali orang telah menjumpai jiwanya selalu mengklaim bahwa mereka mengatasi emosi-emosi negatif seperti marah, depresi atau ketakutan.

Read More..

Balok Kayu Misterius Ditemukan Di Atas Bongkahan Es


Ada kejadian menarik pada tanggal 24 Januari 2011 kemarin. Sebuah balok kayu misterius ditemukan diatas sebuah bongkahan es di Antartika. Tidak ada yang tahu siapa, darimana, kapan, dan bagaimana balok kayu itu bisa sampai diatas bongkahan es.


Laporan mengenai penemuan ini dipublikasikan pertama kali oleh Karen Barlow, seorang reporter dari media online ABC news. Ia bergabung dengan tim lain di sebuah kapal Aurora Australis. Tentu dari namanya saja kita sudah tahu jika ekpedisi ini dilakukan oleh Australia. Karen dan timnya bertugas untuk mengamati pergerakan bongkahan - bongkahan es di Samudera bagian Selatan Antartika.

Ketika tengah mengamati es - es yang terapung, ia menemukan sebuah obyek aneh diatas es. Ketika obyek itu sudah dekat, barulah ia tahu jika obyek itu adalah sebuah balok kayu. Seorang saksi mata yang lain di kapal itu mengatakan, awalnya ia mengira obyek itu adalah seekor anjing laut, namun setelah dekat, ternyata sebuah balok kayu.



Balok kayu dan es tersebut ditemukan di sebelah utara teluk Commonwealth. Posisi bongkahan es itu sendiri telah dekat dengan kutub selatan, artinya medan magnet di daerah ini berbeda dengan medan magnet di daerah lain. Kompas tidak akan berfungsi disini, sehingga seandainya helikopter atau pesawat yang "meletakkan"
balok kayu itu pasti akan kesulitan untuk melakukannya.



Selain itu, tidak ada laporan penerbangan ke wilayah itu, namun jika kita perhatikan balk kayu itu berbentuk persegi panjang sempurna, ini bisa menjadi indikator jika balok itu adalah hasil buatan manusia. Dalam situs ABC news, bahkan ada yang berpendapat bahwa mungkin saja balok itu adalah peti mati yang dilarung ke laut, mengingat ada beberapa negara yang masih mempunyai tradisi itu, namun permasalahannya tetap sama, bagaimana caranya balok kayu itu bisa berada di puncak bongkahan es.

Ada juga yang berpendapat bahwa balok kayu itu sudah ada sebelumnya diatas es, dan es tersebut masih menjadi bagian dari daratan es. Ketika es itu pecah danhanyut oleh arus laut, balok kayu itu juga ikut terbawa bersamanya. Teori yang mausk akal, namun sayangnya informasinya maish sangat minim, karena tidak ada laporan adanya aktifitas manusia di sekitar wilayah itu, jadi siapa yang meletakkan balok kayu itu masih menjadi misteri.

Well, sepertinya kita harus menunggu kebenaran dari penemuan ini, apakah berita itu memang benar, atau hanya rekayasa belaka.

Read More..

Simbol mata satu (all seeing eye) dan misteri di uang dollar


Posted by Sangat Unik

kalau liat judulnya maka kalian bakal bingung
apaan itu?? (tanya dalam hati) mungkin begitu
atau yang sudah tahu soal judul ini mungkin kalian sudah tau apa yang di maksud dengan all seeing eye.

baik saya akan memperjelaskan apa yang di maksud simbol mata satu. simbol mata satu di artikan sebagai mata yang bisa melihat semua nya di bumi
simbol mata satu itu adalah simbol dari Dajjal atau Anti kristus.
simbol ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu seperti simbol Ra (dewa matahari) yang terdapat di mesir (hieroglyph). mata satu ini kini terserap dalam simbol-simbol Freemasonry (perkumpulan rahasia) di gunakan dalam ritual mereka. freemasonry adalah perkumpulan yang di dalam nya orang orang yang menunggu datangnya dajjal atau anti kristus dan pembentukkan tatanan dunia baru (NEW WORLD)
nah ternyata gak cuma jaman dulu terdapat simbol mata satu ini
jaman sekarang pun juga ada dan itu terdapat di uang dollar bill



ini gambarnya liat yang di lingakarin


ini gambar yang di perbesarkan

nah liat ada simbol mata satu di atas pyramid
novus ordo seclorum artinya tata dunia baru
dan itulah yang di inginkan oleh dajjal atau anti kristus.
ternyata simbol dajjal ini sudah ada terdapat di sekeliling kita contohnya uang dolar ini.

ternyata uang dolar ini banyak terdapat keanehan yang lainnya seperti ini

coba perhatikan huruf yang dilingkarin di gambar tersebut dengan gambar yang sebelumnya
ternyata terbentuklah simbol bintang. bintang sendiri dalam freemasonry adalah simbol untuk ritual nya pemujaan setan atau satan. dan tenyata bintang itu terdapat di bendera negara Israel.
dalam huruf yang dilingkarin itu dapat disusun menjadi kata MASON seperti pada gambar.

http://www.youtube.com/watch?v=fr-eUtdsviQ&feature=player_embedded
ini link video hidden image in dollar
http://www.youtube.com/watch?v=ZywNpOlJEyY&feature=player_embedded
dan ini link misteri di dollar
http://www.youtube.com/watch?v=jDaX5YDy1kU&feature=player_embedded
liat ada simbol skull and bone
http://www.youtube.com.watch?v=Vu6uGKgRW8M&feature=player_embedded
ini link all seeing eye di sekeliling kita

apakah ini tanda tanda dajjal atau anti kristus akan datang ??
itu akan bakal misteri yang selanjutnya....
pengertian simbol mata satu dan yang berkaitan akan saya publish di lain waktu
Read More..

Saturday, August 25, 2012

Hitler Meninggal di Indonesia?


Fakta terbaru soal tengkorak Hitler memperkuat teori pemimpin NAZI itu tak tewas di bunker

Senin, 22 Februari 2010, 11:31 Elin Yunita Kristanti
Adolf Hitler
Adolf Hitler 
  Diktator Jerman, Adolf Hitler diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, fakta itu kini dipertanyakan.

Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut.
Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.
Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.

Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia.

***

Jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku 'Bariloche Nazi', Abel Basti meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960.

Basti mengklaim Hitler melarikan diri dari Jerman menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler diyakini menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa saksi.

Kemudian, seperti dikutip laman Salisburypost, 30 Agustus 1999, artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, memberitakan Hitler dan Eva braun terlihat di Argentina.

Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times -- Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia.

Sementara, klaim bahwa Hitler meninggal di Brazil didasarkan pengakuan anggota NAZI bahwa Hitler meninggal pada 1980 di Brazil.

Brazil diketahui sebagai tempat pelarian para mantan pengikut Hitler. Sebuah makam NAZI bahkan ditemukan di pedalaman Hutan Amazon, lengkap dengan lambang NAZI di nisan yang berbentuk salib.
Makam NAZI di pedalaman Amazon


***
Sebuah artikel mengejutkan telah lama beredar di sejumlah mailing list dan laman jejaring sosial. Artikel itu berisi versi lain cerita kematian diktator Jerman, Adolf Hitler. Dikatakan Hitler meninggal di Indonesia.

Cerita ini berawal dari sebuat artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.

Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya

Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.

Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.

Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.

Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.

Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.

Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.

Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. "Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf."

Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.

Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman.

Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.

"Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana.
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."

Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosrn, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.

Usai membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya.

Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.

Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis. 

Setelah menutup mulut,  S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro. termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.

Ada juga buku catatatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman

Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.

"Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosro.

Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni  B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.

Istri kedua Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang siapa-siapa."

Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik pengakuannya. "Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di Indonesia," kata dia.
Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, Brazil, atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat 'sang Fuhrer' terus jadi misteri.
Read More..

aliens abduction - kasus penculikan oleh alien yang misterius


Pada malam hari tanggal 19 September 1961, Barney dan Betty Hill sedang mengendarai mobil mereka dari Quebec menuju Portsmouth. Saat itu jalanan cukup sepi dan hanya ada beberapa mobil lain di sana. Ketika mereka sampai di Groveton, New Hampshire, tiba-tiba mereka melihat sebuah cahaya terang melayang di langit. Lalu, keduanya menjadi tidak sadarkan diri.


Penculikan Barney dan Betty Hill
Tidak berapa lama kemudian, mereka menemukan diri mereka sedang berada di mobilnya. Pasangan suami istri ini tidak bisa mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Beberapa hari kemudian, Betty mengalami serangkaian mimpi buruk yang kemudian membangkitkan kembali ingatan mengenai peristiwa yang terjadi pada malam tanggal 19 September 1961.

Sekarang, Betty percaya kalau ia dan suaminya sesungguhnya telah diculik oleh alien.

Setelah berkonsultasi dengan psikiater, keduanya sepakat menjalani sesi hipnotis untuk membangkitkan memori lain yang mungkin masih terkubur mengenai peristiwa itu. Dari sesi hipnotis tersebut, terungkap detail-detail mengerikan dari kejadian misterius di malam itu.

Kemungkinan Aliens Abduction di masa Lampau
Kisah pasangan Hill kemudian menarik perhatian luas sehingga media-media nasional mulai memberitakannya. Lalu, sebuah film mengenai pengalaman merekapun juga turut dibuat. Pada tahun 1990an, fenomena aliens abduction menjadi semakin populer ketika film seri The X-Files mengangkat dan menjadikan fenomena ini sebagai bagian yang penting di dalam alur ceritanya.

Peristiwa Barney dan Betty Hill menandai euforia aliens abduction di Amerika yang menyebabkan beberapa peneliti yang lebih logis mencoba untuk menyelidiki fenomena ini lebih dalam.

Walaupun peristiwa penculikan Barney dan Betty Hill adalah yang paling terkenal, namun beberapa penulis percaya kalau fenomena ini sesungguhnya telah berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya.

Peneliti UFO bernama Jerome Clark menjuluki peristiwa aliens abduction sebelum Hill dengan sebutan Paleo Abductions.

Salah satu contoh kasus ini adalah yang tercatat di harian Daily Mail tahun 1897 dimana seorang kolonel bernama H.G. Shaw mengklaim kalau ia dan seorang temannya dianiaya oleh tiga makhluk humanoid berbadan tinggi yang berbulu halus. Ketiga makhluk itu mencoba menculik Shaw dan temannya yang kemudian gagal karena sang kolonel melawan.

Tahun 1954, seorang anonim menulis di harian Paris Match dan menceritakan peristiwa yang menimpanya pada tahun 1921 ketika ia masih kecil. Ia mengklaim kalau dua orang pria tinggi dengan helm dan pakaian seperti "pakaian selam" menculiknya dan membawanya menuju sebuah tank berbentuk aneh sebelum kemudian dilepas kembali.

Lalu, seorang petani Brazil bernama Antonio Villas Boas juga mengaku diculik oleh para alien pada tahun 1957.

Di kemudian hari, kasus Boas dan Hill akan menjadi dua kasus aliens abduction yang paling terkenal dan paling banyak dibicarakan.

Apa yang terjadi pada mereka yang diculik?
Setelah pasangan Hill menjalani sesi hipnotis, mereka bisa mengingat beberapa detail yang kemudian dianggap sebagai ciri khas dalam aliens abductions.

Menurut mereka, alien-alien yang menculik mereka memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan menggunakan seragam yang sama. Yang luar biasa aneh adalah bentuk kepala mereka yang sangat besar. Deskripsi Pasangan Hill mengenai alien kemudian turut mempopulerkan istilah "Grey", sejenis alien yang bentuknya seperti alien di film ET.

Mereka berdua juga dibimbing masuk ke dalam sebuah pesawat metalik berbentuk piringan.

Di dalam pesawat tersebut alien-alien itu mulai memeriksa sekujur tubuh pasangan Hill, memotong sebagian rambut Betty dan mengupas sedikit kulit arinya untuk disimpan di sebuah gelas. Alien itu kemudian menanggalkan pakaian Betty, lalu mengatakan kalau ia hendak memeriksa sistem syarafnya. Setelah itu ia menusukkan sebatang jarum ke pusar Betty yang menyebabkannya merasakan kesakitan yang amat sangat. Selain melakukan prosedur medis terhadap Betty, mereka juga mengambil contoh sperma Barney.

Setelah semuanya selesai, Betty berbincang-bincang sejenak dengan para alien mengenai beberapa hal seperti asal-usul mereka dan kehidupan manusia di bumi. Kemudian pasangan Hill diberitahu kalau pemeriksaan telah selesai dan mereka boleh kembali ke mobil.

Pengalaman Antonio Villas Boas juga mirip dengan pasangan Hill. Para alien yang disebutnya juga memiliki tinggi sekitar 1,5 meter mengambil contoh darahnya dan mengajaknya tour keliling pesawat mereka.

Ketika Boas kembali ke rumahnya, ia menemukan kalau waktu telah berlalu selama empat jam.

Para abductee (sebutan untuk korban penculikan alien) selain Boas dan Hill juga menceritakan pengalaman yang mirip. Rata-rata menyebutkan kalau mereka menjumpai objek bercahaya, lalu bertemu dengan makhluk-makhluk aneh serupa Grey, dibimbing menuju sebuah pesawat misterius, menjalani serangkaian prosedur medis yang kadang disertai dengan penanaman implan (objek kecil) di dalam tubuh mereka.

Setelah itu, mereka biasanya berbincang-bincang dengan penculiknya, diajak berkeliling ke pesawat dan dibawa kembali ke lokasi penculikan, walaupun kadang bisa juga di lokasi yang berbeda.

Para abductee biasanya mengalami Missing Time atau Loss of time dimana mereka lupa dengan sebagian besar pengalaman mereka selama jam-jam tersebut.

Dalam sebagian kasus, para abductee juga menemukan adanya bekas luka aneh yang tidak dapat dijelaskan. Sebagian percaya kalau itu adalah bekas pembedahan atau bekas penanaman implan yang dilakukan oleh alien.

Teori Konspirasi Aliens Abductee
Menurut David Icke, salah seorang peneliti UFO, aliens abduction adalah sebuah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh para alien yang bekerjasama dengan militer Amerika. Dengan kata lain, konspirasi antar planet. Tujuannya adalah melakukan eksperimen genetika dan menciptakan alien Hybrid atau anak-anak keturunan campuran alien dan manusia.

Lain lagi mereka yang tidak percaya dengan alien. Menurut kelompok ini, fenomena ini sebenarnya adalah hasil kerja dari pemerintah Amerika Serikat yang tidak bisa melakukan eksperimen medis terhadap manusia secara bebas karena terbentur dengan persoalan hukum. Jadi, mereka menciptakan aktivitas aliens abduction untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari pemerintah.

Walaupun tidak memiliki bukti, kedua pandangan ini memiliki cukup banyak penganut di masyarakat.

Tetapi, bagaimana para peneliti yang lebih rasional menanggapi fenomena ini? Apakah pengalaman ini bisa membuktikan kalau para alien itu nyata dan ada di tengah kita?

Menyelidiki Fenomena Aliens Abductee

Salah satu ilmuwan ternama yang kemudian tertarik mengenai fenomena ini adalah Dr.John Edward Mack, seorang psikiater dari Harvard University. Dr. Mack bukan seorang ufolog. Ia adalah seorang psikiater bereputasi tinggi yang telah menulis lebih dari 150 artikel ilmiah dan pemenang Pulitzer Prize untuk salah satu bukunya.

Dr.Mack mengadakan sesi terapi dan wawancara terhadap sekitar 800 orang yang mengaku pernah diculik oleh alien. Dari penyelidikannya, Dr.Mack menyimpulkan kalau ia tidak menemukan adanya keganjilan psikologis pada para pasiennya tersebut. Ia menjadi begitu tertarik dengan subjek ini hingga sampai menulis dua buku mengenainya dan mengorganisir sebuah debat di Massachusets Institute of technology (MIT) selama lima hari untuk mendiskusikan fenomena ini.

Dr. Mack kemudian menjadi salah satu psikiater bereputasi yang mempercayai kebenaran fenomena ini. Namun, peneliti yang lain tetap skeptis.

Pandangan alternatif dalam kasus Aliens Abduction
Salah satu alasan mereka yang skeptis adalah penggunaan hipnotis dalam membangkitkan ingatan yang hilang mengenai peristiwa penculikan (Missing Time).

False Memory
Dalam kasus Barney dan Betty Hill, ingatan mereka mengenai peristiwa penculikan itu muncul setelah Betty mengalami serangkaian mimpi dan sesi hipnotis. Menurut para skeptik, bisa jadi pasangan Hill telah mengalami False Memory.

Mereka yang mengalami False Memory biasanya akan mengingat suatu pengalaman yang salah namun dipercayai olehnya sebagai kebenaran. False memory memang bisa dialami oleh mereka yang menjalani terapi hipnotis untuk membangkitkan ingatan seperti yang dijalani pasangan Hill.

Salah satu argumen teori False Memory misalnya adalah ingatan Barney yang dibangkitkan lewat hipnotis mengenai bentuk alien yang dilihatnya. Menurut Barney, alien yang dijumpainya memiliki mata aneh yang kelopaknya menutup dengan melingkar. Fitur mata ini ternyata bisa dijumpai di alien pada film 'The Outer Limits" yang diputar hanya 12 hari sebelum Barney menjalani sesi hipnotis.

Jadi, ada kemungkinan kalau ingatan-ingatan yang muncul di kepala pasangan Hill adalah pikiran campur aduk yang kemudian membentuk sebuah False Memory.

Selain informasi yang diterima dari lingkungan (atau acara TV), False Memory juga bisa dihasilkan dari pengaruh sugesti sang penghipnotis (kalian mungkin sudah pernah menonton metode ini dilakukan di televisi). Ada kemungkinan kalau psikiater yang menghipnotis tanpa sengaja telah membimbing pasangan Hill dalam pembentukan False Memory mengenai aliens abduction.

Memang, teori ini cukup masuk akal mengingat banyaknya ingatan-ingatan mengenai aliens abduction muncul karena pengaruh hipnotis. Kalian bisa melihat contoh metode ini dilakukan di film fourth kind.

Halusinasi, Schizoprenia dan kelainan Psikologis lainnya
Sebagian psikolog lain percaya kalau kasus aliens abduction sebenarnya hanyalah sebuah kelainan psikologis seperti schizoprenia yang bisa timbul akibat trauma masa kecil atau pengaruh obat-obatan. Kalainan-kelainan seperti ini biasanya juga disertai dengan halusinasi atau sensasi fisik lainnya.

Contohnya adalah hasil penelitian psikiater bernama Rick Strassman. Pada tahun 1988, ia menyuntikkan dosis tinggi Dimethyltryptamine (DMT) pada sejumlah sukarelawan. Hasilnya, 20 persen dari para sukarelawan tersebut mengalami pengalaman yang mirip dengan para abductee.

Selain kelainan psikologis, fenomena sleep paralysis juga dipercaya bertanggung jawab atas pengalaman para abductee. Ketika mereka mengalami sleep paralysis atau ketindihan, kemungkinan sebagian dari mereka akan segera mengkaitkannya dengan aliens abduction.

Disamping teori False memory, teori kelainan psikologis adalah teori yang dianggap paling bisa menjelaskan mengenai fenomena aliens abduction. Tetapi, bisakah dua teori ini menjelaskan secara sempurna fenomena ini?

Jawabannya: tidak.

Tetapi, para ufolog dan abductee pun memiliki kesulitannya sendiri untuk membela teori mereka. Ini semua dikarenakan para abductee tidak memiliki bukti fisik kuat yang bisa dijadikan dasar argumen mereka.

Lalu bagaimana soal implan dan bekas luka di tubuh mereka?

Walaupun kita bisa menemukan banyak klaim mengenai keberadaan implan di tubuh para abductee, namun luar biasanya, sampai sekarang, para peneliti belum pernah menemukan implan yang benar-benar bersifat ekstra terestrial. Salah seorang peneliti UFO bernama Whitley Strieber juga mengakui masalah ini. Awalnya ia percaya kalau dirinya pernah diculik oleh alien yang memasang implan di telinganya. Ketika Strieber menjalani operasi pengangkatan, implan tersebut ternyata hanya potongan colagen yang terbentuk dari tulang rawan. Sama sekali bukan sesuatu yang bersifat ekstra terestrial.

Menurut Strieber:

"Para skeptik selalu mencoba membuktikan kalau bukti-bukti yang telah dikumpulkan sebenarnya tidak berarti, sedangkan mereka yang percaya UFO selalu beranggapan kalau bukti-bukti itu konklusif. Kedua pendekatan itu hanya membuang-buang waktu karena sesungguhnya kita memang belum pernah mendapatkan bukti-bukti yang konklusif."
Sama halnya dengan bekas luka pada tubuh abductee. Dalam banyak kasus, ketika diperiksa oleh dokter, bekas luka yang diklaim sebagai bekas pembedahan oleh alien ternyata hanya sebuah luka biasa yang diakibatkan oleh jamur atau fenomena lain. Sekali lagi, kita belum menemukan bukti-bukti yang konklusif itu.

Aktifitas Setan
Ada sebuah pernyataan yang menarik mengenai aliens abduction yang di berikan oleh Carl Sagan, seorang astronom. Dalam bukunya yang berjudul The Demon Haunted World, ia menyebutkan kalau deskripsi mengenai pengalaman aliens abduction sesungguhnya memiliki kemiripan dengan kisah-kisah penculikan oleh iblis atau setan dari seluruh dunia.

Ia menulis:
"Memang tidak ada pesawat antariksa di dalam kisah-kisah tersebut. Namun, elemen sentralnya sama, termasuk makhluk langit yang memiliki hasrat seksual, berjalan menembus tembok, berkomunikasi dengan telepati dan melakukan eksperimen reproduksi terhadap manusia."
Pernyataan Carl Sagan cukup menarik. Jika di dunia barat, makhluk misterius yang memiliki karakter seperti 'Grey" disebut dengan alien, maka di dunia Timur, makhluk dengan karakter seperti itu sering dihubungkan dengan Iblis atau siluman.

Lalu, dengan mengacu kepada dua pandangan ini, bisakah kita mengatakan kalau sesungguhnya alien dan iblis adalah satu oknum yang sama?

Jika iya, pertanyaannya adalah, siapakah yang telah dengan benar mengidentifikasi identitas makhluk itu? dunia barat atau dunia timur?

Ataukah keduanya memang makhluk yang berbeda dan aliens abduction membuktikan keberadaan mereka?

(crystalink.com, wikipedia)
Read More..

Alas Purwo, banyuwangi


•March 22, 2011 • Leave a Comment
design by dedy pika
Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September.

Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan. Menyelusuri pantai pasir putih dari Trianggulasi ke Plengkung akan menemukan daerah pasir gotri. Pasir tersebut bewarna kuning, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 2,5 mm.
Anak Lutung (Trachypithecus auratus)
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari. Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Sadengan.
Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung.
Trianggulasi.
Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah.
Pantai Ngagelan.
Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu.
Plengkung.
Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan.
Bedul Segoro Anak.
Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia.
Goa.
Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Jepang untuk melihat peninggalan dua buah meriam sepanjang 6 meter, Goa Istana, Goa Padepokan dan goa lainnya untuk wisata budaya dan wisata goa.
Cara pencapaian lokasi :
Banyuwangi-Pasaranyar 65 km, dan Pasaranyar-Trianggulasi 12 km menggunakan mobil. Trianggulasi-Plengkung, menyelusuri pantai sepanjang 10 km. Lokasi lainnya seperti Danau Segara Anak, Sadengan, Rowobendo dapat ditempuh berjalan kaki dari Trianggulasi.
banteng (Bos sondaicus)
Kantor: Jl. Achmad Yani 108 Banyuwangi 68416, Jawa Timur
Telp. : (0333) 410857; Fax. : (0333) 428675
E-mail: alaspurwo@telkom.net
Dinyatakan —-
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 283/Kpts-II/92,
seluas 43.420 hektar
Ditetapkan —-
Letak Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

Temperatur udara 27° – 30° C
Curah hujan 1.000 – 1.500 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 – 322 meter dpl
Letak geografis 8°25’ – 8°47’ LS, 114°20’ – 114°36’ BT

Sumber : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_alaspurwo.htm

Pelengkung, Pantai Ganas yang Terpencil

•March 22, 2011 • Leave a Comment
Untuk Anda penggemar olahraga surfing yang menginginkan sebuah pengalaman yang menguras adrenalin, bersiaplah untuk berkunjung ke sebuah pantai di Jawa Timur.
Sejenak lupakan tentang Bali, sesaat lupakan ombak menawan di Kuta yang penuh sesak dengan para surfer lokal maupun asing. Bersiaplah untuk menjajal Pantai Pelengkung, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kawasan yang dikenal dengan nama G-Land ini mungkin tak seindah pantai-pantai di Bali, namun jika Anda memimpikan ombak yang besar dan ganas, maka ini adalah pilihan tepat untuk dimasukkan dalam daftar tujuan liburan Anda.
Pantai Plengkung terletak 87km dari Banyuwangi, untuk mencapainya pun tak terlalu sulit. Dari Banyuwangi, anda dapat menggunakan kendaraanbermotor menuju ke desa Trianggulasi dengan waktu tempuh 2,5 jam.
Setelah itu, persiapkan kaki anda untuk menempuh perjalanan sejauh 12km (4 jamperjalanan), mengingat kendaraan bermotor tak diijinkan untuk melewatidaerah ini demi menjaga kealamiannya.

Bagi yang ingin sampai ke Plengkung tanpa bersusah payah, Anda dapat menggunakan speed boat dari Kota Grajakan atau dari Benoa Denpasar. Jarak tempuh sangat tergantung pada faktor alam, yaitu cuaca dan ombak.
Trio Ganas
Ombak di pantai ini konon hampir setara dengan tiga pantai terbaik di dunia, yang memiliki ombak panjang, tinggi, besar dan keras, yaitu Oahu (Hawaii), Fiji, dan Tahiti. Ketiganya berada di Samudra Pasifik.
surfing in Pelengkung
Panjang ombak G-Land bisa mencapai 2km dan tingginya bisa mencapai 6m. Begitu kerasnya, tak jarang mampu mematahkan papan selancar yang dipakai para peselancar.
Para peselancar papan atas dunia pun pernah mencoba keganasan ombaknya dalam event Quicksilver Pro yang berturut-turut digelar pada 1995-1997. Sayang krisis ekonomi dan kerusuhan yang melanda negeri ini membuat event tersebut dipindah ke negara lain.
Fasilitas
Meski terkesan terisolir, karena dibutuhkan perjuangan untuk mencapainya, pantai Plengkung tetap memiliki fasilitas untuk menjamu para tamunya. Namun bagi anda yang membayangkan akan menemui hotel berbintang di sini, bersiaplah untuk kecewa.
Karena yang ada hanyalahpenginapan atau lebih tepat disebut camp. Tak ada listrik, yang adahanyalah diesel, tak ada siaran TV, yang ada TV yang tak henti-hentinyamenayangkan rekaman video bertema selancar.
Namun untuk makanan dan minuman, Anda boleh tersenyum. Karena para pengelola camp ini tetap menyediakan makanan dan minuman sekelas hotel mewah. Meski terbilang ‘minim’ fasilitas, namun untuk menginap disana, Anda harus merogoh kocek Rp385.000-550.000 permalam, sudah termasuk kaos, ongkos spead boat, makanan dan minuman serta kipas angin (maklum tak ada AC).
Pantai Tetangga
Selain Plengkung, Anda juga bisa mengunjungi pantai ‘tetangganya’ yaitu Pantai Pancur yang terletak 8km sebelah utara G-Land. Disebut Pancur karena disini terdapat sebuah sungai yang mengalir sepanjang tahun menuju pantai yang terjal sehingga membentuk pancuran.
Takjauh dari sana, terdapat Pantai Trianggulasi yang menyajikan pantaiberpasir putih. Konon pemandangan matahari tenggelam didaerah ini takkalah dengan sunset di Tanah Lot. Anda bisa juga berkunjung ke Pantai Ngagelan yang terletak 5km sebelah barat. Ini adalah pantaitempat pendaratan penyu yang akan bertelur. Jangan lewatkan untukmampir ke Segoro Anak, Pantai Parang Ireng dan Pantai Batu Lawang.Dijamin, anda akan tergugah untuk kembali berlibur kesana. Tunggu apalagi, kemasi barang-barang Anda dan nikmati liburan di Semenanjung
Blambangan.

Sumber : http://wisataqta.blogspot.com/2008/09/pelengkung-pantai-ganas-yang-terpencil.html

Taman Nasional Alas Purwo

•March 22, 2011 • Leave a Comment


Keadaan fisik

TN Alas Purwo dengan luas 43.420 ha terdiri dari beberapa zonasi, yaitu :
  • Zona Inti (Sanctuary zone) seluas 17.200 Ha
  • Zona Rimba (Wilderness zone) seluas 24.767 Ha
  • Zona Pemanfaatan (Intensive use zone) seluas 250 Ha
  • Zona Penyangga (Buffer zone) seluas 1.203 Ha.
Rata – rata curah hujan 1000 – 1500 mm per tahun dengan temperature 22°-31° C, dan kelembaban udara 40-85 %. Wilayah TN Alas Purwo sebelah Barat menerima curah hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan wilayah sebelah Timur. Dalam keadaan biasa, musim di TN Alas Purwo pada bulan April sampai Oktober adalah musim kemarau dan bulan Oktober sampai April adalah musim hujan.
Secara umum kawasan TN Alas Purwo mempunyai topografi datar, bergelombang ringan sampai barat dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis (322 mdpl).
Keadaan tanah hamper keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir dan sebagian kecil berupa tanah lempung. Sungai di kawasan TN Alas Purwo umumnya dangkal dan pendek. Sungai yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat di bagian Barat TN yaitu Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.

Keadaan biologi

Secara umum tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo merupakan hutan hujan dataran rendah. Hutan bambu merupakan formasi yang dominan, ± 40 % dari total luas hutan yang ada. Sampai saat ini telah tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana, dan pohon.
Berdasarkan tipe ekosistemnya, hutan di TN Alas Purwo dapat di kelompokkan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground).
Keanekaragaman jenis fauna di kawasan TN Alas Purwo secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 kelas yaitu Mamalia, Aves, Pisces dan Reptilia. Mamalia yang tercatat sebanyak 31 jenis, diantaranya yaitu : Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus), Lutung (Trachypithecus auratus), Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), dan Biawak (Varanus salvator).
Burung yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 236 jenis terdiri dari burung darat dan burung air, beberapa jenis diantaranya merupakan burung migran yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 39 jenis. Jenis burung yang mudah dilihat antara lain : Ayam Hutan (Gallus gallus), Kangkareng (Antracoceros coronatus), Rangkok (Buceros undulatus), Merak (Pavo muticus) dan Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris). Sedangkan untuk reptil telah teridentifikasi sebanyak 20 jenis.

Sosial ekonomi dan budaya

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sekitar kawasan adalah bertani, buruh tani, dan nelayan. Masyarakat nelayan kebanyakan tinggal di wilayah Muncar, yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa, dan di wilayah Grajagan. Mayoritas penduduk di sekitar kawasan memeluk agama Islam, namun banyak pula yang beragama Hindu terutama di Desa Kedungasri dan Desa Kalipait. Secara umum masyarakat sekitar TN Alas Purwo digolongkan sebagai masyarakat Jawa Tradisional.

Miisteri

Bertapa, semedi, sayan (gotong-royong sewaktu mendirikan rumah), bayenan serta selamatan – selamatan lain yang berkaitan dengan pencarian ketenangan bathin masih dilaksanakan. Pada hari – hari tertentu seperti 1 suro, bulan purnama, bulan mati, masyarakat datang ke kawasan TN Alas Purwountuk bersemedi.

Pura Giri Selaka, Alas Purwo, Banyuwangi

•March 22, 2011 • Leave a Comment


Pura Giri Selaka, Alas Purwo, Banyuwangi
Ingin Jadi Sumbu Kebangkitan Majapahit
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh abad ke-14, para manggala kerajaan berucap, ”Boleh saja kerajaan mereka dihancurkan, tetapi tunggu lima ratus tahun lagi anak cucu mereka akan bangkit dan menagih kembali bekas wilayah Majapahit.
” Itulah yang diyakini sebagian besar umat Hindu Banyuwangi, sehingga kini ada kebanggaan bagi mereka untuk kembali ke agama Hindu. Semangat itulah yang menyertai pelaksanaan piodalan di Pura Giri Selaka, Alas Purwo, pada hari Pagerwesi, Rabu (11/9) lalu. Bagaimana kondisi umat Hindu di sekitar Ala Purwo saat ini? Masalah apa yang dihadapi umat Hindu di sana untuk kembali kepada jati diri sebagai Hindu?

Mendengar nama Alas Purwo, imajinasi orang pasti akan tertuju pada sebuah kawasan hutan lebat. Hal itu memang benar, Alas Purwo adalah sebuah kawasan hutan Taman Nasional di bawah lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Lantas apa hubungannya antara Pura Giri Selaka dan Alas Purwo itu?
Itulah fenomena yang tampaknya mengiringi keberadaan hampir semua pura bersejarah, tidak saja di Bali namun juga di Jawa. Untuk menuju Pura Alas Purwo yang disungsung umat Hindu Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, para pemedek mesti memasuki kawasan hutan Taman Nasional Alas Purwo. Dari pintu depan kawasan hutan Taman Nasional, diperlukan waktu satu jam menuju Pura Giri Selaka dengan kondisi jalan yang belum beraspal.
Di kanan-kiri kita hanya berjejer hutan jati, dan jumlah masyarakat yang lewat pun bisa dihitung dengan jari. Bagi pemedek yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat sekitar menyiapkan sebuah angkutan tradisional yang lazim disebut grandong. Angkutan ini mirip sebuah mobil truk, akan tetapi mesinnya menggunakan mesin genset. Harga sewanya menuju Pura Giri Selaka sekitar Rp 2.500 per sekali angkut.
Untuk menemukan Pura Giri Selaka, memang harus siap banyak bertanya kepada masyarakat di sepanjang perjalanan. Jika tidak, jangan harap perjalanan bisa lancar, apalagi baru sekali-dua kali ke tempat tujuan. Pasalnya, banyak cabang jalan yang tanpa pelang nama Alas Purwo, sehingga perjalanan dari Bali menuju Alas Purwo bisa kita tempuh 9-10 jam dengan kondisi seperti itu.
Pura Giri Selaka berada di tengah hutan dan sekitar tiga kilometernya adalah kawasan wisata pantai Plengkung, bibir Alas Purwo itu sendiri. Di kawasan ini, memang tidak ada satu pun rumah penduduk. Kalau mau bermalam, phhak pengelola Taman Wisata menyediakan sejumlah penginapan sederhana, jaraknya sekitar satu kilometer dari Pura Giri Selaka. Meski tersedia sejumlah penginapan, tampaknya para pemedek yang ingin tangkil ke Pura Giri Selaka lebih memilih makemit di areal pura. Apalagi, areal pura saat ini telah mencapai luas dua hektar hasil pemberian Menteri Kehutanan sebagai penanggung jawab Taman Nasional bersangkutan.
Menurut sesepuh umat Hindu Tegaldlimo, Pemangku Ali Wahono, sebetulnya Pura Giri Selaka ditemukan secara tidak sengaja oleh umat di sekitarnya pada tahun 1967. Saat itu, masyarakat Kecamatan Tegaldlimo melakukan perabasan terhadap sejumlah kawasan hutan Alas Purwo untuk bercocok tanam. Daerah di sekitar pura pun tampak cukup makmur dengan hasil palawijanya. Suatu ketika, di tempat berdirinya Pura Alas Purwo yang oleh masyarakat disebut Situs Alas Purwo, ada sebuah gundukan tanah.
Masyarakat ingin meratakan dan menjadikan lahan cocok tanam. Tanpa diduga, ada bungkahan-bungkahan bata besar yang masih tertumpuk. Persis seperti gapura kecil. Lantas masyarakat sekitarnya membawa bungkahan bata-bata itu ke rumahnya. Ada yang menjadikan bahan membuat tungku dapur, ada juga untuk membuat alas rumah. Rupanya, keluguan masyarakat itu telah menyebabkan munculnya musibah bagi warga yang mengambil bata-bata tersebut.
Selang beberapa saat setelah mengambil bata itu, semuanya jatuh sakit. Pada saat itulah, ada sabda agar bongkahan batu bata tersebut dikembalikan ke tempatnya semula. Bongkahan-bongkahan itu adalah tempat petapakan maharesi suci Hindu zaman dulu. Meski belum ada catatan resmi dalam prasasti, masyarakat mempercayai yang malinggih di situs Pura Alas Purwo adalah Empu Bharadah. Tetapi, ada juga yang menyebut Rsi Markandiya sebelum mereka menuju Bali. Selanjutnya, masyarakat setempat sangat yakin dengan kekuatan dan kesucian situs Alas Purwo tersebut. Sampai ada keinginan seorang warga untuk memagari situs itu agar aman dari jangkauan orang jahil. Akan tetapi, belum sampai tuntas mewujudkan keinginannya, warga tersebut keburu meninggal. Dari kejadian itu didapatkan sabda, kalau situs Alas Purwo itu wajib dipuja semua umat manusia di muka bumi ini tanpa dibatasi sekat-sekat golongan.
Kemudian ada upaya dari pihak Dinas Purbakala untuk menjadikan situs Alas Purwo sebagai benda peninggalan sejarah. Di sisi lain, umat Hindu yang mayoritas bertempat tinggal di sekitar Mariyan — nama kawasan yang telah dibabat hutannya itu — tetap meyakini kalau situs itu adalah milik nenek moyang Hindu zaman dulu. Untuk menghindari adanya kejadian yang tak diinginkan, umat Hindu akhirnya membuatkan sebuah pura, sekitar 65 meter dari situs Alas Purwo saat ini. Sementara situs itu sendiri dibiarkan seperti semula, namun tetap menjadi tempat pemujaan bagi semua umat manusia, tak terbatas hanya umat Hindu.
Bicara soal kesucian dan keajaiban situs Alas Purwo ini, memang berderet peristiwa menjadi pengalaman masyarakat penyungsung-nya. Itulah sebabnya, sejumlah pejabat maupun mantan pejabat terkenal pernah melakukan pemujaan di situs Alas Purwo ini. Tujuannya pun bermacam-macam. ”Hampir semua yang di-tunas, kesuecan Ida Batara yang malinggih di sini. Hanya, semua kembali kepada swakarma-nya,” ujar Mangku Adi, salah seorang pemangku setempat. Seiring dengan perjalanan waktu, pada tahun 1972 ada kebijakan Departemen Kehutanan dan Perkebunan untuk menagih kembali lahan hasil rabasan penduduk di kawasan Mariyan tersebut. Secara bertahap lahan dikembalikan menjadi hutan jati seperti sekarang ini, dan semua penduduk yang melakukan perabasan hutan itu kembali ke kampung masing-masing. Proses pengembaliannya ini selesai pada tahun 1975. Setelah itulah, situs Alas Purwo tinggal pada kesendiriannya, jauh dari rumah penduduk.
Meski demikian, Departemen Kehutanan memberikan kebebasan kepada mayarakat yang ingin melakukan persembahyangan atau pun meditasi di situs tersebut. Apalagi, umat Hindu yang kini telah kembali ”pulang” ke kawitan-nya setelah peristiwa G-30-S/PKI tahun 1965 lalu. Mereka beranggapan sekaranglah kebangkitan Hindu itu akan terbukti, setelah 500 tahun runtuhnya Majapahit pada abad ke-14. Dan, itu salah satunya dimulai dari kerinduan umat Hindu Banyuwangi untuk menelesuri jejak nenek moyangnya. Diharapkan, dari situs Alas Purwo inilah bisa jadi sumbu penghubung Hindu tanah Jawa kelak. * Agus Astapa

Perjalanan ke Alas Purwo Banyuwangi

•March 22, 2011 • Leave a Comment
Ketika ada teman yang mengajak liburan ke Banyuwangi, aku mengiyakan saja. Kenapa tidak? Kalo gak salah sudah tiga tahun ini aku Nyepi di Bali. Terakhir aku keluar Bali pas Nyepi sekitar 2001 lalu. Waktu itu ke Lombok. Menikmati Senggigi, Kute, Narmada, Sesaot, Gili Meno, juga ayam bakar Taliwang. Hm, pedesnya siapa tahan..
So, Nyepi ini aku ikut saja ke Banyuwangi. Toh, biasanya juga hanya lewat. Itu juga kalo perjalananku ke Jawa lewat jalur selatan. Setiap tempat baru biasanya membuatku bersemangat. Mumpung liburan tiga hari. Jadi refreshing bentarlah.
Kamis sore kami sampai Ketapang. Wowok, temanku itu ngajak nginep di tempat om-nya. Jumat pagi kami baru dijemput Agung, teman kuliah yang sudah lulus. Sekarang dia kerja di Petrokimia Gresik untuk wilayah Banyuwangi. Nama tempat temenku tuh asik juga, Glenmore. Mirip2 bahasa Inggris atau Belanda. Kata Agung sih memang dari bahasa Belanda. Kurang lebih artinya dataran tinggi. Dulu banyak Londo tinggal di Glenmore untuk ngurus kebun. Daerah ini memang banyak perkebunan sampai sekarang.
Jumat tidak terlalu menarik. Kecuali ketika Jumatan di salah satu masjid tapi yang khotbah hanya ngomong pake bahasa Arab. Padahal itu di kampung kecil. Aku gak yakin kalau yang jumatan pada ngerti bahasa Arab. Heran aja. Kenapa tidak pake bahasa yang bisa dimengerti jamaah-nya?
And, finally, Sabtu tiba. Ini waktunya jalan-jalan. Kami memilih ke Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa kali niatku ke tempat ini selalu gagal. Terakhir kali Agustus lalu mau ikut rame-rame eh gagal juga. Dari teman yang sudah pernah berkunjung, tempat ini asik karena masih ada macan dan meraknya. Pantai G-Land bahkan dikenal sebagai salah satu tempat surfing terbaik di dunia. Beberapa majalah surfing yang aku tau memang menyebut begitu.
Pukul 08.30 WIB kami mulai perjalanan. Empat orang naik Kijang. Satunya lagi Dika, adiknya Agung yang sudah pernah ke sana. Itung-itung jadi guide lokal lah. He.he.
Ternyata perjalanannya jauh juga. Dari Glenmore sampai pintu masuk pertama, Pasaranyar perlu waktu sekitar dua jam. Padahal lumayan ngebut. Di pintu masuk ini kami dapat informasi bahwa perjalanannya akan lebih susah. Masuk hutan. Jalan rusak. Banyak binatang liar. Sepi. Dan perlu waktu sekitar tiga jam lagi untuk sampai G-Land, pantai yang membuatku penasaran.
Well, bukankah niatnya memang jalan-jalan. Kami maju aja.
Ternyata benar. Setelah pos pertama, Pasaranyar, jalanan rusak parah. Dimana-mana berlubang. Kijangnya pun oleng. Hampir satu jam kami melewati jalan ini seperti melewati ombak di lautan. Ada satu dua kampung yang masih kami temui melewati jalan ini. Juga ada pencari kayu naik sepeda atau anak-anak bertelanjang dada. Di tengah perjalanan, tiga ekor merak berjalan melintas. Wow, merak memang indah. Apalagi diliat di habitat aslinya.
Pos kedua yang kami temui ada di Rowobendo. Di pos ini ditanya darimana mau apa dst. Ada informasi soal Taman Nasional Alas Purwo. Misalnya bahwa Alas Purwo adalah kawasan konservasi seluas 43.420 hektar. Dan di dalamnya ada harimau, merak, banteng, penyu, kijang, dll. Beberapa tempat di dalamnya adalah Pantai Plengkung (G-Land), Trianggulasi, Sadengan, Rowobendo, Ngagelan, Pancur, dan Gua Istana yang dipake orang untuk semedi.
Untuk masuk kami mesti bayar 2.500 per orang.
Setelah pos kedua ini, jalanan mulai bagus. Setidanya tidak rusak lagi. Jalanan berbatu. Suasana jauh lebih sepi. Kata petugasnya kalau jalan pelan bisa ketemu macan atau banteng. Sayangnya tidak satu pun kami temui. Dalam perjalanan kamu melihat Pura Alas Purwo. Umat Hindu Bali tidak sedikit yang sembahyang ke sini.
Sekitar setengah jam kami melewati jalan ini. Sepi banget. Kanan kiri kami hanya pepohonan. Ada perkutut, ketilang, atau burung lain dengan cuek di tengah jalan.
Pos terakhir adalah pos Pancur. Ada warung di tempat sini. Untuk ke G-Land, ternyata kami harus naik angkutan yang disediakan petugas. “Jalannya rusak. Kijang tidak mungkin bisa,” kata petugas itu. Biayanya Rp 100 ribu. Gila, mahal juga.. Maunya sih nawar. Tapi mentok. Daripada balik ya pilih bayar saja.
Perjalanan pun berganti dengan Landrover. Awalnya sih jalannya bagus. Eh, di tengah jalan ternyata memang parah. Kami melewati jalan rusak berlumpur. Landrover itu masuk ke lumpur yang dalamnya mungkin sampe semeter. Ban mobil seluruhnya masuk ke lumpur. Waah, ini perjalanan yang benar-benar gak kusangka. Jauh lebih mengasikkan ternyata.
Selama sejam, kami melewati jalanan yang hampir seluruhnya rusak gitu. Kadang turun untuk otak-atik mesin yang mati atau hanya poto2. Pukul 02.30 pm sampai juga di G-Land. Warga setempat menyebutnya Pantai Plengkung.
Hiks, ternyata pantainya gak sebagus yang ku kira. Pantai ini berkarang. Pasirnya sih putih. Tapi dikit banget. Tidak landai kaya Kuta, Sanur, atau Senggigi. Udah gitu kotor. But, ombaknya memang bagus untuk surfing. Tinggi dan panjang. Sayangnya lagi sepi. Jadi gak bisa ngliat orang surfing. Hanya ada tiga. Bule semua.
Ternyata perjalanan jauh lebih menyenangkan daripada tempat tujuannya.

Sumber http://rumahtulisan.wordpress.com/perjalanankealaspurwobanyuwangi.

Percintaan Luc dan Ellie di Alas Purwo

•March 22, 2011 • Leave a Comment


Apa jadinya jika cinta dua sejoli menyatu dengan cinta pada peri- kehidupan alam liar? Jawabnya: kenekatan pasangan Luc dan Ellie di pantai sunyi Plengkung, kawasan Taman Nasional Alas Purwo, yang terkenal angker itu. Kami mengenal keduanya saat mereka minta tumpangan pada Mazda double cabin yang kami gunakan, Minggu pukul 14.00 di pos penjagaan Pancur, Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
”Saya sudah tidur di pinggir pantai dua hari. Kami bikin api dan masak mi. Kami mau coba ke Plengkung untuk surfing,” kata Luc (23), anak muda yang mengaku dari London dan baru saja menggelandang di Pulau Dewata selama sepekan bersama istrinya, Ellie, asal Afrika Selatan.
Alam asli, liar, tapi berbiaya murah; itulah obsesi dan cara pendekatan Luc dan Ellie van der Walt (21) akan ”dunia” mereka. Demi menghemat biaya pula, tiga hari sebelumnya sejoli itu memilih menyeberang dengan feri dari Gilimanuk, Bali, ke Ketapang, Banyuwangi.
Masalah sebenarnya sudah timbul menjelang masuk Hutan Purwo, saat kami melewati pos penjagaan pertama Rowobendo. Margo, penjaga tiket, bertanya, ”Mau berwisata atau mencari bahan berita, Mas. Kalau mencari bahan berita, tidak boleh. Kalau berwisata, boleh masuk.”
”Kami pilih berwisata saja, Mas Margo,” jawab kami buru-buru. ”Ya, silakan. Soalnya kalau mau meliput harus bawa simaksi, surat izin masuk kawasan konservasi,” kata Margo sopan sekali.
Kawasan Taman Nasional Alas Purwo meliputi luas areal sekitar 43.420 hektar (ha) dan hampir 40 persen merupakan hutan bambu. Tipe vegetasi utamanya hutan hujan tropis dataran rendah dan terdapat mamalia besar, banteng. Sedangkan mamalia kecil antara lain rusa, kijang, babi hutan, macan tutul, dan kera. Jenis burung yang sering dijumpai: ayam hutan, beo, kangkareng, jalak, puter, dan ketilang. Rombongan ekspedisi bahkan bersua dengan kijang, rombongan merak, lutung, monyet, serta puluhan rase.
Margo menerangkan, dari Pos Pancur—yaitu pos selanjutnya yang berjarak sekitar 8 kilometer—mobil dan motor tidak boleh masuk kecuali harus menyewa mobil pengelola kawasan itu, Rp 130.000 per mobil.
Masalah
Di Pancur, pos kedua, inilah Luc dan Ellie bergabung. Keduanya rela terguncang-guncang di bak belakang sampai di Plengkung, pantai yang melengkung, dan ternyata amat sangat populer bagi kalangan peselancar dunia dengan sebutan G-Land. Disebut G-Land karena pantainya melengkung mirip huruf G.
Konon di G-Land inilah gelombang besar terhimpun dan gelombang panjang bergulung bertalu-talu. Inilah satu dari empat tempat serupa di dunia yang masuk kategori ”impian” bagi peselancar sejagat. ”Memang, Pak, Plengkung ini sangat populer. Lihat saja di internet,” kata Nanang, petugas jaga Taman Nasional Alas Purwo di Pos Pancur.
Persoalan mendadak jadi kompleks. Bayangkan, tempat paling favorit bagi peselancar sejagat itu ternyata ada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Istilah taman nasional bagi sebagian besar penduduk pedesaan adalah teror karena beberapa yang terjadi di Indonesia, begitu satu kawasan dinyatakan sebagai taman nasional, kawasan itu steril dari penduduk, aktivitas apa pun. Petani pencari rumput pun harus menyingkir dari sana.
Namun, di Alas Purwo, taman nasional itu ”menyewakan” kepada empat investor untuk membangun cottage atau resor, yaitu Plengkung Indah Wisata alias Joyo’s Camp, Wanasasi Pramita Ananta atau Bobby’s Camp, Wana Wisata Alam Hayati (WWAH) alias Raymond’s Camp, dan Kenari Wisata alias Tiger’s Camp. ”Kontrak mereka 20 tahun untuk kawasan antara 2 hektar sampai 5 hektar. Kalau mereka melanggar, seperti salah satu resor, ya langsung dicabut. Tapi ini urusan orang atas, Mas,” kata salah satu petugas lapangan.
Masalah kedua, Luc dan Ellie adalah backpacker, pelancong miskin yang langsung mundur begitu ditodong tarif cottage Raymond’s Camp alias WWAH 45 dollar AS per malam. ”Itu terlalu mahal. Itu untuk orang kaya,” begitu gerutu Luc.
Masalah ketiga: inilah kontradiksinya: sedikitnya 40 goa karst di Alas Purwo ini adalah kawasan sakral, lahan untuk bersemadi bagi pencinta selancar batin sejak zaman Majapahit. Nanang, anggota staf taman nasional itu, menyebut goa-goa tersebut adalah tempat bertapa para ”peselancar batin”.
”Kebetulan yang banyak orang Jawa dan orang lokal, Mas,” kata Nanang sambil menyebutkan sejumlah nama pejabat dan tokoh masyarakat yang ternyata pernah bertapa, antara lain di Goa Mangreng, Padepokan, Basori, Mayangkara, Istana, dan Goa Haji.
Karena biaya menginap tak terjangkau itulah Luc dan Ellie duduk muram di karang pantai, beberapa meter dari cottage WWAH tadi. Di belakang mereka, beberapa orang dari WWAH menjual hotdog dan roti bakar lengkap dengan pemanggang listriknya di sana. Mereka juga menyediakan bir.
Luc hanya mengelus-elus kaki istrinya yang bentol di mana-mana karena gigitan nyamuk. ”Saya ini pelukis dan pematung. Saya hanya ingin eksplor, eksplor mencari tempat-tempat sunyi dan liar,” kata Luc yang kumisnya mengingatkan pada tokoh perompak mbeling Johnny Depp dalam Pirates of The Caribbean.
Setiba dari Bali, Luc dan Ellie sudah menginap di Alas Purwo, benar-benar tidur di alam terbuka, pinggir hutan yang berbatas laut, hanya mengandalkan sleeping bag. Pasangan suami-istri belia itu tidur di Pantai Triangulasi, tak jauh dari Pos Pancur. Di sekitar mereka berwisata ”ala Tarzan” itu, puluhan turis asing yang berduit minum bir dan bercengkerama menunggu gelombang pasang.
”Oke, oke. Kami ikut balik saja ke Pos Pancur. Kami bisa diantar ke goa-goa tempat bertapa? Kami mungkin akan tidur di sana,” kata Luc dan Ellie.
”Baik, malam ini saya akan cerita tentang goa-goa dan para pertapa itu. Silakan ke warung dulu,” kata Nanang menghibur Luc dan Ellie yang gagal menikmati ombak Plengkung seperti turis bule lain.…

Sumber : http://liburan.info/content/view/1173/43/lang,indonesian/

Alas Purwo, Banyuwangi

•March 22, 2011 • Leave a Comment
Alas Purwo is the most eastern National Park of Java. There is a good beach for surfing named Plengkung
G-Land, Taman Nasional Alas Purwo
G-Land, The Seven Giant Wave Wonder, ikon yang diberikan peselancar asing untuk gulungan ombak disebuah pantai di dalam Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Banyuwangi, Jawa Timur. Lokasinya ideal, karena berada diujung selatan, sekaligus paling timur dari daratan Pulau Jawa. Letaknya strategis untuk berselancar, karena menjorok tegak, seolah memandang garis pantai pulau Jawa dari arah lautan lepas.
G-Land punya tiga konotasi yang berbeda: “Green”, karena lokasinya di tepi hutan primer yang masih bagus. “Great”, karena salah satu ombak yang terbaik di dunia untuk selancar dan “Grajagan”, sebuah nama pelabuhan nelayan terdekat, tempat menyeberang kesana sebelum ada jalan yang melintas di hutan TNAP. Apapun artinya, itulah julukan yang diberikan untuk sebuah nama lokal bernama Plengkung.
Ombak di Plengkung merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Ombak setinggi 4-6 meter sepanjang 2km dlm formasi 7 gelombang bersusun “go to left” cocok ditunggangi oleh peselancar kidal. Selain Plengkung untuk peselancar prof, ada juga Pantai Batu Lawang untuk pemula. Ombak disini dikenal “dua puluh dua puluh” yang artinya dua puluh menit mendayung ketengah dan dua puluh menit menikmati titian ombak.
TNAP selain surganya peselancar, juga tempat yang cocok untuk berpetualang menembus hutan, mengamati satwa di padang terbuka dan berkunjung ke gua2 mistis. Entah kenapa, TNAP juga tempat yang paling banyak dikunjungi untuk tujuan meditasi dari berbagai latar belakang etnis dan religius dari seluruh Indonesia. Beberapa orang bahkan telah bertahan 3 tahun bermeditasi dihutan dan gua. Menarik berbincang, bertukar pikir dengan mereka, tentang perspective alam semesta, arti kehidupan dan tujuan sebenarnya dari hidup ini.
Gua2 meditasi yang dimaksud adalah Gua Istana, Gua Putri dan Gua Padepokan, selain Gua Macan yang konon punya nilai mistis tinggi. Gua ini dicapai dari Pos Pancur sejauh 2 km berjalan kaki. Tak jauh dari Rawabendo, terdapat Pura Tua bernama Giri Seloka yang sudah ada disana jauh sebelum TNAP ada. Menurut catatan buku tamu di Pos Rawabendo, sebagian dari pengunjung TNAP adalah tamu ibadah menuju ke Pura ini. Hari teramai di TNAP adalah hari Pager Wesi, hari suci penuh upacara seperti halnya Kesodo di Bromo-Tengger.
Di TNAP terdapat padang Sadengan, tempat dimana sekitar 200-an ekor banteng, rusa dan merak tinggal. Lokasi ini tak jauh dari pintu masuk Rawabendo, melalui 3 km jalan makadam dengan pemandangan hutan jati tua dengan status dihutankan. Terdapat juga pantai Ngagel, tempat penangkaran penyu belimbing, abu2 dan hijau. Lokasi ini hanya berjarak 3 km dari Rawabendo melalui jalan makadam dan pasir pantai.
TNAP memiliki banyak pantai bagus, bebas dari hiruk pikuk turis kota. Kegiatan komersial yang berarti hanya di Plengkung, dikelola oleh dua atau tiga operator swasta sebagai resort khusus kaum peselancar. Disini, nyaris seluruh tamunya adalah pengunjung Mancanegara, terutama dari Australia. Penginapan dan kehidupan yang ditawarkan sangat membumi, menyatu dengan setting alam TNAP. Cottage atau kamar mungil yang disewakan menggunakan bahan alami, spt. kayu, bambu dan ijuk dengan penerangan lampu minyak tanah. Beberapa bahkan cukup unik, dengan ruang tidur berupa gerobak sapi tempo dulu. Namun demikian, biayanya cukup mahal, sampai ratusan US dollar dalam satu paket: beberapa hari bermalam, sewa peralatan selancar, makan dan biaya transfer dari/ ke Denpasar.
Terdapat juga pantai Trianggulasi, pantai pasir putih dengan pemondokan yang dikelola langsung pihak TNAP dengan biaya yang lebih terjangkau. Pantai Gotri dengan bulir pasirnya yang berbentuk bulat besar2 dan sangat ringan, sehingga terasa sulit berjalan. Selain itu ada lagi Pantai Parang Ireng dengan pasirnya yang hitam legam. Di tepi pantai antara Pancur dan Plengkung terdapat deretan pohon2 sawo kecik raksasa yang tumbuh berjajar. Buah sawo kecik hutan dengan kulitnya yang berwarna merah memiliki rasa manis, buahnya berserakan dipantai.
Hutan TNAP dapat dicapai melalui kota Banyuwangi terus ke Muncar atau melalui Benculuk dengan tujuan akhir Pasar Anyar. Dari sini kita meninggalkan perkampungan, menuju hutan terisolasi di ujung Blambangan, melalui 10 km jalan makadam menuju pintu utama Taman Nasional di Rowobendo. Pendaftaran langsung dapat dilakukan disini. Dari Rowobendo, 3km jalan makadam menuju Pancur, sebuah pos TNAP ditepi pantai. Dari Pancur, jalan bercabang2 menuju Sadengan, pantai Ngagel atau terus ke selatan menuju Plengkung. Walaupun didalam hutan, penunjuk arah cukup jelas, dan kecil kemungkinan tersasar, walaupun tanpa panduan. Jika anda membutuhkan panduan, Jagawana atau asisten Jagawana yang ramah siap membantu.
Jalan dari Pancur ke Plengkung sejauh 6km adalah jalan aspal yang masih baru, dengan sebagian kecil saja yang masih belum selesai. Jalan ini sempat dipertanyakan keberadaannya oleh LSM, antara sasaran eko-turisme di satu pihak dan pelestarian hutan konservatif disisi lain. Apapun pendapatnya, banyak orang sepakat menilai bahwa TNAP termasuk salah satu taman nasional yang paling berhasil dan paling terbebas dari penyusupan / penebangan liar yang sedang marak di hampir diseluruh taman nasional Indonesia.
Lokasi pantai2 di TNAP dpt dicapai dlm hitungan sebentar dari Pancur. Khusus Plengkung, kendaraan pribadi hanya boleh diparkir di pos Pancur. Dari sini, diteruskan dengan 3 cara: berjalan kaki selama 1.5 jam, diantar jagawana TNAP naik motor trail, atau menggunakan angkutan khusus TNAP.
Apapun cara dan tujuannya, TNAP adalah taman nasional unik yang patut dikunjungi karena memiliki daya tarik keindahan pantai, punya misteri, tetapi mudah dicapai. Jika anda liburan menuju Bali, mampirlah barang sejenak, dibutuhkan hanya 2 jam dari penyeberangan Ketapang. Kami yakin anda akan menemukan pengalaman baru disini. Tidak banyak orang Indonesia yg pernah datang kesini. Saya sendiri, cukup beruntung pernah menyaksikan keindahan pantai dan kesunyian hutan di Taman Nasional Alas Purwo ini.

Sumber : http://www.pbase.com/archiaston/alas_purwo


Ekspedisi Taman Nasional Alas Purwo

•March 22, 2011 • Leave a Comment
Ekspedisi 11-16 Desember 2006 (…1)
Sore itu, hari minggu tim ekspedisi mulai bergerak dari Yogyakarta ke Banyuwangi. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan karena perjalanannya minimal 14 jam dari Yogya. Walau begitu toh akhirnya sampai juga di Banyuwangi walo pegal dan lelah menggelayuti . Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu taman nasional yang dikelola oleh Departemen Kehutanan RI.
Ada apa di Taman Nasional Alas Purwo (TN-AP)
Sebagai taman nasional berarti kondisi alaminya masih dijaga keasliannya (flora dan faunanya). Keberadaan satwa di dalamnya dapat hidup secara bebas karena mereka hidup dihabitat aslinya. satwa apa saja yang ditemui? ada bantengm rusa, merak, lutung, babi rusa, monyet, rangkong, kalong, kelelawar, dan masih banyak deh, so kegiatan ini antara lain ya untuk mengetahui keberadaan kondisi alami hutan , jenis-jenis vegetasi yang hidup secara alami disana, hewan-hewan yang ditemui didaerah itu dan juga beberapa bentukan goa di perbukitan jarst. Maklum saja mayoritas TN AP adalah bentukan karst sehingga banyak sekali dijumpai goa-goa. Hampir semua goa yang ditemui sudah mempunyai nama dan berpenghuni. Tidak sedikit orang (penghuni ) hanya bermalam di goa-goa tersebut untuk menyepi. Kebayang deh betapa sepinya kondisi di hutan yang alami tersebut dari deru dan bisingnya kendaraan, paling-paling hanya suara binatang malam yang berkeliaran. Dari cerita sejarah, Alas purwo merupakan salah satu tempat berlindungnya beberapa orang yang lari dari kerajaan Majapahit, sehingga disana juga ditemui Pura luhur Girisaloka, Makam Mbah dowo (manusia dengan panjang 4meteran) yang konon (berdasarkan cerita masyarakat setempat) masih ada manusia dengan tinggi tersebut karena pernah ditemui jejak kaki manusia yang cukup besar dan masyarakat yang diajak barter.

Sekarang ini TNAP telah menjadi tempat lelono (orang menyepi) , wisata dan penelitian Disana terdapat tempat pengembang biakan penyu (Tukik), pengamatan satwa (sadengan), plengkung (selancar), dan masih banyak lagi. Ekspedisi dimulai dari Pancur, terus naik menuju Goa Istana. berhenti sebentar untuk pengamatan vegetasi dan pengukuran yang lain, begitulah aktivitas dari hari ke hari selam ekspedisi singkat ini.

http://adiwidagdo.blogsome.com/2006/12/26/ekspedisi-taman-nasional-alas-purwo/

Taman Nasional Alas Purwo Menjadi Tempat Pelatihan Internasional ATBC

•March 22, 2011 • Leave a Comment
TN. Alas Purwo sudah sering dijadikan tempat untuk kegiatan pelatihan, kali ini pelatihan selama 20 hari (25 Juli – 13 Agustus) diselenggarakan oleh Universitas Indonesia bekerjasama dengan ATBC (Association for Tropical Biology and Conservation) Asia-Pacific dengan peserta sebanyak 31 orang terdiri dari 10 staf pengajar dan 21 orang peserta yang berasal dari Inggris, Indonesia, Belanda, China, Amerika Serikat, Srilangka, Bangladesh, Benin, Philipina, Thailand, Laos, Nepal, Taiwan dan Myanmar. ATBC adalah perhimpunan yang dibentuk pada tahun 1963 dengan misi memberdayakan riset serta memfasilitasi pertukaran pemikiran di bidang biologi dan lingkungan tropika.

Sumber : http://tnalaspurwo.org/index.php/webpage/detail/0/53

Alas Purwo, antara mistis dan keindahan

•March 22, 2011 • Leave a Comment
“Ayoo, cepet.. keburu telat nih.. udah jam 6 pagi,, “, aku berkata dalam hatiku kepada si sopir kendaraan. Maklum, waktu itu aku masih kelas 2 smp, nah malemnya abis nonton wayang kulit yang didalangi ki mantheb sudarsono. Tau nonton dimana? ditengah alas purwo, daerah yang dikenal angker. Hampir setiap satu syuro, ki mantheb selalu mengadakan pagelaran disana, dan diselenggarakan dengan gratis tis tis…
Btw, ngomong ngomong soal alas purwo, masyarakat di sekitarku, mengenal daerah itu adalah daerah mistis, daerah yang angker, konon menurut ki badranaya, tetanggaku yang udah sepuh, ada gunung yang hanya tampak oleh orang orang tertentu, dan gunung itu di lingkari oleh ular berkepala manusia mengenakan mahkota. Dan juga menurutnya, ada salah satu pangeran kerajaan mataram yogya, yang berdiam disitu,,,
well, itulah bagian2 mistis dari alas purwo. Namun setelah beberapa tahun tidak kesana, akhirnya kesana juga pas kelas 1 sma. Dan akan saya ulas, ternyata alas purwo merupakan tempat yang sangat indah. Berikut ulasannya

Alas Purwo National Park

Wild life reserve at the Blambangan Peninsula is also known as “Alas Purwo”. Alas means forest or jungle and purwo is the beginning of everything. The width of Alas Purwo is 42 hectares square which is completed by many kind of wild animals, especially the species of banteng (Bos javanicus), deer, pics, andpeacocks. There are many caves in the forest which are blanketed by many kinds of plantations.
The visitors can meet many Javanese Bull here, especially in the dry season where many bulls are wandering outside the park to get into water sources. Some other endangered animals are also pretected here, they are: Cuon alpinus, Muntiacus muntjak, Cervus timorensis, Presbytis cristata, Pavo muticus, Gallus sp., Olive ridely turtle, Dermochelys coriacea, Eretmochelys imbricata and Chelonia mydas.
Beside its fauna, Alas Purwo also protectect some endangered flora, such as; Terminalia catappa, Calophyllum inophyllum, Sterculia foetida, Baringtonia asiatica and Manikara kauki.
Wanna see much detail about Alas Purwo collections? Like to have adventurous travel?
Visit Alas Purwo National Park in Banyuwangi.

Paparan pemda
Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa.
Tumbuhan khas dan endemij pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September
Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).  Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan.
Menyelusuri pantai pasir putih dari Trianggulasi ke Plengkung akan menemukan daerah pasir gotri. Pasir tersebut bewarna kuning, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 2,5 mm.
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.
Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Sadengan.
Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung.
Trianggulasi.
Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah.
Pantai Ngagelan.
Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu.
Plengkung.
Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan.
Bedul Segoro Anak.
Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia.
Goa.
Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Jepang untuk melihat peninggalan dua buah meriam sepanjang 6 meter, Goa Istana, Goa Padepokan dan goa lainnya untuk wisata budaya dan wisata goa.
Just take a look wonderful beach. This is plengkung beach, the second highest wave in the world after hawaii. Wanna surf? here you go…
Demikianlah keindahan alas purwo, tempat yang sangat indah, komplit, antara gunung, pantai, savana, hutan liar, goa, tempat2 mistis, semua ada disini.

Whoilla!!!
Read More..