Translate

Wednesday, August 22, 2012

Mahavatar Babaji, Manusia Berusia Ribuan Tahun

·       

Mahavatar Babaji, Legenda Manusia Berusia Ribuan Tahun…


Mahavatar Babaji...
Pada tahun 1946, Paramahansa Yogananda, salah seorang Yogi terbesar India, melahirkan buku yang kemudain menjadi klasik , “Autobiografi seorang Yogi,” tentang eksistensi seorang suci seperti Kristus, seorang Mahayogi yang hidup abadi, Mahavatar Babaji. Yogananda menceritakan bagaimana Babaji selama berabad -abad hidup di Himalaya memberi bimbingan kepada banyak tokoh suci dalam sejarah secara rahasia dimana kerap kali mereka bahkan tidak menyadari bimbingan
itu.
Ia adalah seorang Siddha besar, orang yang telah melampaui batasan manusia biasa dan bekerja di belakang layar bagi evolusi spiritual umat manusia. Ia juga menyatakan bahwa Babaji mengajarkan serangkaian teknik Yoga yang luar biasa, yang dikenal sebagai “Kriya Yoga”, kepada Lahiri Mahasaya, sekitar tahun 1861, orang yang kemudian pada gilirannya menginisisi banyak orang lainnya, termasuk Guru Suci Paramahansa Yogananda sendiri yakni , Sri Yukteswar, 30 tahun kemudian. Yogananda menghabiskan 10 tahun dengan Gurunya sebelum Babaji sendiri kemudian muncul sendiri di hadapannya, dan memerintahkannya untuk membawa ilmu pengetahuan rahasia Kriya Yoga ke dunia Barat. Yogananda memenuhi misi suci ini dari tahun 1920 sampai 1952 hingga ia mencapai mahasamadhi .
Sebagai bukti dari efektivitas Kriya Yoga dan berkah dari garis perguruannya, jazadnya tidak membusuk selama 21 hari dibaringkan, sebelum dikubur di sebuah monumen di Los angeles. Dan Maret 2002 ini adalah peringatan 50 tahun wafatnya Yogananda. Sisa jazadnya memang ditransfer dalam bentuk monumen “samadhi” yang permanen, namun jutaan orang di seluruh dunia mengenang dengan penuh rasa terima kasih sumbangsih Yogananda yang telah diberikan kepada mereka.
Namun demikian, keberadaan dan kesinambungan dari karya Babaji telah dilupakan oleh banyak penerusnya. Yogananda mewariskan ajarannya kepada organisasi yang ia dirikan: “The self Realization Fellowship.” Organisasi ini telah mempublikasikan tulisan-tulisannya dalam bentukbuku dan kuliah korespondensi, dan mereka tetap memberikan inisiasi Kriya Yoga yang dikembangkan oleh Yogananda.
Setelah 5 tahun menjalankan misinya di Amerika, menurut putri Dr, Lewes, dokter gigi yang mensponsori misi Yoghananda di Amerika, Yogananda mulai memodifikasi dan mengadaptasikan ajaran-ajarannya dengan ajaran-ajaran yang dikenal di Barat. Hal ini penting untuk menghadapi resistensi alami dari kaum Kristen yang berburuk sangka degan ajaran-ajaran asing dari seorang Svami (pendeta) India. Oleh karena itu Svami Yogananda kemudian menjadi populer. Ia adalah salah satu pionir Yoga terbesar di Barat, dan mampu mengatasi keacuhan dan penolakan banyak pendengar. Akan tetapi dalam usahanya untuk menarik orang Barat ke jalan Yoga, ia cenderung untuk menekankan keajaiban, dan sebagian besar pembaca “autobiografi” -nya terkesan oleh bagian-bagian yang romantik dari Sang Jalan. Mereka memperoleh banyak harapan yang tak realistis, dan mereka tidak siap dengan disiplin-disiplin Yoga yang dibutuhkan oleh seorang praktisi Yoga yang tulus.
Dalam edisi asli dari ” Autobiography of A Yogi” sebelum direvisi besar-besaran oleh SRF, para pembaca bisa menikmati kemnusiaan yang lembut dari Yogananda, dan bisa memandang bahwa Babaji adalah satu-satunya Guru dari tradisi yang hidup ini. Yogananda mengatakan bahwa tidak seorangpun boleh menggantikannya sebagai Guru SRF, tapi kuliah korespondensinya-lah yang akan menggantikan fungsi pengajarannya.Akan tetapi sejak saat itu referensi (pedoman) dari RSF telah ditambah lebih dari 150 kali, dan seluruh bagiannya telah berubah.Belakangan ini SRF telah meredefinikan diri seperti layaknya sebuah agama, yang tentunya bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Yogananda
tentang Yoga.
Orang bertanya-tanya kenapa Yogananda tidak mempersiapkan seorang pengganti untuk meneruskan fungsi otoritasnya sebagai Guru. Malahan, ia memilih seri pelajarannya, dan menyuruh adminitrator SRF untuk membagi-bagikannya. Hal ini karena Realisasi Diri biasanya membutuhkan sebuah transmisi pribadi atau setidaknya hubungan personal dalam jangka waktu yang panjang antara Seorang yang Telah Mendapat Realisasi dengan seorang aspiran (murid) yang siap, dan hukan dengan organisasi. Yogananda juga tidak memberikan SRF hak cipta untuk tulisan-tulisannya.
Setelah enam tahun sidang pengadilan menyangkut perkara ini, dan jutaan dollar dihabiskan untuk perkara, Mahkamah Agung California, menguatkan keputusn pengadilan Tinggi California, bahwa keluarga Yogananda adalah pemegang hak cipta dari tulisan-tulisannya. Fakta di atas dan fakta-fakta lain yang tidak diungkapkan di sini menunjukkan bahwa Yogananda telah mengetahui sebelumnya bahwa karya-karyanya akan diteruskan orang lain, dan bahwa Babaji, Guru hidup dari tradisi ini yang menentukan kapan dan dimana serta bagaimana.
Kenyataannya, Babaji telah menyiapkan, sejak tahun 1942, dua orang dari Kenyaanany di Selatan India, tugas untuk menyebarkan Kriya Yoga-nya: Yogi S.A. A. Ramaiah, seorang lulusan muda dari Universtiy of Madras dan N.V. Neelakantan, seorang wartawan terkenal, dan murid dekat dari Annie Bessant, Presiden dari Theosophical Society dan mentor dari Krishnamurti. Pada tahun 1952 dan 1953, Babaji mendiktekan tiga buku untuk mereka tulis: “The Voice of Babaji dan Mysticism Un locked, ; Babaji is Masterkey to All Ills, “dan “Babaji’s death of Death.” Mereka juga menerbitkan sebuah jurnal.
Babaji muncul di depan mereka satu persatu secara independen dan kemudian mengumpulkan mereka berdua. Babaji membabarkan asal muasalnya, tradisinya, dan Kriya Yoga-nya. Atas perintah Babaji, mereka kemudian mendirikan sebuah organisai baru , “Babaji Sangah,” pada 17 oktober 1952 yang didedikasikan untuk pengajaran Kriya Yoga Babaji sesuai dengan ajaran aslinya. Buku -buku tersebut kemudian menimbulkan sensasi di seluruh India pada masanya. SRF berusah untuk menguasai buku tersebut dan Kriya Bbaji Sangah tertekan, dan atas intervensi PM India, Pandit Nehru, yang merupakan teman N.V. Neelakantan-lah usaha mereka kemudian digagalkan. Dalam buku “Masterkeys of All Ills, ` Babaji memberi jawabannya tentang “Siapakah Aku ?”
Babaji memperoleh gelar “Nagaraj” yang berarti “Raja Ular” yang merujuk kepada “Kundalini”, kekuatan dan kesadaran potensial kita. Beliau lahir pada 30 November 203 masehi, di sebuah desa yang dikenal sebagai Parangipettai, Tamil Nadu , India, di dekat Sungai Cauvery yang mengalir menuju Lautan india. Kelahirannya berbarengan dengan naiknya bintang Rohini, yang juga muncul ketika Krishna lahir.
Kelahiran terjadi selama perigatan Kartikai Deepam, Festival Cahaya, sehari sebelum Purnama pada bulan Tamil Kartikai. Orangtuanya adalah brahmana Nambrudi yang berimigrasi dari pinggiran pantai Malabar ke daerah bagian barat dari India Selatan. Ayahnya dulu adalah seorang pendeta dari kuil Shiva di desa ini, yang sekarang merupakan kuil Muruga ( Deity yang dalam mitologi adalah putra Shiva).
Pada usia lima tahun, ia diculik seorang pedagang dan dijadikan budak di kota yang sekarang kita kenal sebagai Kalkuta. Seorang saudagar kaya membelinya, namun kemudian membebaskannya tak lama kemudian. Ia kemudian bergabung dengan sekelompok pendeta pengelana, dan berkat mereka ia terdidik dalam kitab suci dan kesusastraan filosofis India Namun ia tak puas. Ia mendengar bahwa ada seorang Siddha besar, Master yang sempurna, bernama Agastyar, di selatan, ia kemudian melakukan perjalanan ziarah ke kuil suci Katirgagma, dekat dengan perbatasan paling utara dekat Srilangka, pulau besar di dekat India.
Di sana , ia bertemu murid Agastyar yang bernama Boganathar. Ia belajar “dhyana” atau meditasi secara intensif dan `sidhantam’, filsafat Sidha dari Boganathar selama empat tahun. Ia mengalami “Sarvikalpa Samadhi” atau Kelarutan Sempurna, dan mendapat vison tentang Lord Muruga.
Pada usia 15 tahun, Bogathar mengirimnya ke Gurunya sendiri, Agasthyar yang legendaris, yang tinggal di Courtalam di Tamil Nadu. Setelah belajar latihan Yoga secara intensif di Couralam selama 48 hari, Agastyar memunculkan dirinya, dan menginisiasinya ke dalam latihan Kundalini Pranayama, suatu sistem pernafasn yang sangat kuat.
Ia mengarahkan anak muda bernama Nagaraj ini untuk pergi ke Badrinat, jauh tinggi di Himalaya, dan melatih semua yang telah didapatkannya secara intensif untuk menjadi seorang `Siddha”. Setelah 18 bulan lebih, Nagaraj tinggal sendirian di dalam gua melatih teknik Yoga yang diajarkan Boganatar dan Agastyar. Iamenyerahkan seluruh “ego”nya, hinga ke sel-sel tubuhnya kepada Tuhan, yang merasuk ke dalam dirinya.
Ia menjadI Siddha, seorang yang telah menyerahkan kekuatan dan kesadarannya kepada Tuhan! Tubuhnya tidak lagi terpegaruhi oleh sakit dan kematian. Bertransformasi sebagai Siddha, ia mengabdikan diri untuk mengangkat manusia dari penderitaan.
Sejak saat itu, Babaji terus- menerus memberikan bimbingan dan inspirasi kepada beberapa tokoh suci terbesar dalam sejarah dan banyak Guru spiritual, dalam pencapaian misi mereka. Termasuk di antaranya adalah Adi Shankacarya, reformator Hindu besar India pada abad ke 9, Kabir orang suci yang dicintai baik kaum muslim maupun Hindu. Keduanya diinisiasi oleh Babaji, dan menceritakan tentang Babaji dalam tulisan-tulisan mereka.
Ia mempertahankan penampilan seperti seorang muda berusia 16 tahun. Semasa abad ke-19 Madam Blavatsky, pendiri Thesophical Society, mengidentifikasikannya sebagai Maitreya, Buddha yang hidup, atau Guru bagi Era yang Akan Datang, dan dideskripsikan oleh C.W. Leadbeter sebagai “Master dan Sang Jalan.” Kontribusi terbesar dari Babaji bagi
dunia modern adalah kemunculan kembali Kriya Yoga pada awal 1861, seperti yang direferenkan oleh Patanjali pada kitab “Yoga Sutras” nya.
Patanjali menulis teks klasik ini sekitar abad ke -3 Masehi. Di sini ia mendefinisikan Kriya Yoga dalam bagian II.1, sebagai ” praktek terus menerus, (terutama dengan melatih diri dalam ketidakterikatan), swa -belajar, dan bakti kepada Tuhan.” Namun, selain Kriya Yoga Babaji juga menambahkan ajaran-ajaran Tantra, yang mencakup kultivasi Kundalini, kekuatan dan kesadaran poteisial, dengan mengawasi nafas, mantra dan latihan-latihan kebaktian. l
Sebagian besar pengajar “Kriya Yoga” dewasa ini, hanya mengajarkan beberapa teknik yang diadaptasi dari apa yang diajarkan Paramahansa Yogananda kepada orang-orang Barat di hall auditorium yang besar selama setengah jam “inisiasi”. Beberapa orang mempesona lainnya mempromosikan teknik mereka sendiri yang didaptasi dari berbagai sumber , dan menyebutnya sebagai “Kriya Yoga” tanpa adanya hubungan apapun terhadap garis perguruan Babaji. Namun cinta dan bakti kepada Babaji adalah hal yang paling esensial bagai efektivitas Kriya Yoga. Atau latihan hanya akan menjadi mekanis dan steril. Seperti pohon, hanya jika orang tidak memberi makan akarnya, maka ia hanya akan menghasilkan sedikit buah atau tidak berbuah sama sekali. Jika para pengajar telah melupakan sumber yang hidup dari ajaran-ajaran mereka, Babaji harus mulai mengguankan alat-alat yang lainnya untuk bekerja.
Selama 6 bulan di asharnmnya di dekat Badrinath, Babaji menginisiasi S.S. Ramaiah ke dalam pelajaran lengkap Kriya Yoga, yang mencakup asanas (Hatha Yoga, pernafasan, mantra dan teknik kebaktian. Orang ini kemudian berkembang menjadi seorang Yogi, dan memulai sebuah misi ke seluruh dunia untuk memasyarakatkan sistem ini, yang disebut sebagai Kriya Yoga Babaji kepada banyak aspiran. Pada 1970 dan 1971 ia menginisiasn penulis artikel ini. M.Govindan, ke dalam 144 teknik Kriya yoga. M. Govindan melatih mereka dengan intensif selama 8 jam sehari selama 18 tahun di ashram Yogi Ramaiah di india, Amerika , dan Kanada. Pada tahun 1983, Yogi Ramaiah memberinya kewenangan untuk menginisiasi orang lain. Setelah menempuh semua pelajaran, Babajii sendiri kemudian menampakkan diri di depannya pada tahun 1988 dan

menugaskannya untuk mengajarkan Kriya Yoga kepada orang lain.
Sejak 1989, M Givindan telah menginisiasi lebih dari 7000 orang ke dalam Kriya Yoga Babaji. Jika pelajaran-pelajaran ini dipraktekkan dengan teratur dan sitematis, maka mereka akan memberikan trasnformasi yang menyeluruh dalam diri individu dalam semua level. Dalam sistem ini ada tiga jenjang inisisasi. Pada level pertama , orang belajar bagaimana berkomunikasi dengan Babaji dengan teknik “Babaji Samyama Kriya,” yang melibatkan suatu kedekatan yang mendalam dengan Satguru. Babaji secara perlahan menyingkapkan rahasia dirinya kepada para murid dan pencintanya, memikat hati mereka dalam berbagai jenis hubungan kasih di mana ia mengarahkan mereka ke arah pengembangan diri. Hubungannya dengan setiap orang dari diri kita adalah unik dan sesuai dengan kebutuhan serta sifat individual kita. Ia adalah Guru personal kita. Ketika hati kita berkembang dimana persatuan dengan Beliau mencapai “visi universal cinta,” maka orang dapat melihat Babaji dalam segala sesuatunya.

Sekarang, keberadaan Babaji menjadi samar-samar karena oranisasi Self Realization Fellowship dan banyak organisasi lainnya yang menyatakan bahwa Babaji tidak eksis lagi dalam dunia fisik. Klaim ini sama seperti halnya pernyataan bahwa: “Jepang itu nggak ada , karena aku belum pernah melihatnya.” Babaji memberikan janjinya dalam “Autobiography seorang Yogi” bahwa ia akan tetap hidup dalam bentuk fisik hinga akhir jaman, beribu-ribu tahun mendatang. Sejak
tahun 1950, kebijaksannan SRF membuatnya seperti tidak tersentuh. Ia hanya menjadi sejenis catatan kaki sejarah, atau paling banter seorang suci sebagaimana halnya dalam Gereja Katolik, daripada sumber abadi, Guru tunggal dalam tradisi Kriya Yoga.

No comments:

Post a Comment