John MacGinnis
Lempengan tanah liat berisi nama-nama perempuan dalam aksara paku, diduga menjadi petuinjuk adanya bahasa yang belum dikenal sebelumnya.
Arkeolog yang melakukan penelitian di Turki menemukan bukti adanya
bahasa yang dilupakan atau hilang. Bahasa itu berasal dari masa 2500
tahun lalu, pada masa Kerajaan Asiria.
Bukti adanya bahasa itu
ditemukan dalam sebuah lempengan tanah liat. Menurut prediksi para
arkeolog, lempengan tanah liat itu terbakar di sebuah istana di Tushan
pada abad ke-8 SM.
Pada tablet yang ditemukan, tertulis nama-nama
perempuan yang terkait dengan istana dan badan administrasi Asiria.
Seluruh nama yang tertera dituliskan dalam aksara paku.
Tablet
tepatnya ditemukan di wilayah Ziyaret Tepe di Sungai Tigris, wilayah
tenggara Turki. Wilayah ini ialah lokasi penggalian arkeologi secara
ekstensif sejak tahun 1997.
John MacGinnis, arkeolog dari McDonald
Institute for Archaeological Research yang melakukan penelitian ini
mengungkapkan bahwa nama-nama yang tertera pada tablet unik dan menarik
perhatian.
"Semuanya yang tertulis 60 nama. Satu atau dua adalah
Asiria dan beberapa yang lain dari bahasa lain yang ada pada masa itu,
seperti Luwian dan Hurrian, tetapi mayoritas dari bahasa yang tak
dikenal," ungkap MacGinnis seperti dikutip Sciencedaily, Kamis (10/5/2012).
Arkeolog
percaya bahwa orang-orang yang namanya mengindikasikan adanya bahasa
yang belum dikenal itu berasal dari Gunung Zagros, kini perbatasan Iran
dan Irak. Mereka terpaksa keluar dari kampung halamannya pada masa
Kerajaan Asiria.
"Jika teori bahwa orang-orang yang bicara bahasa
itu berasal dari barat Iran terbukti, ada potensi bagi kita untuk
mendapatkan gambaran sebuah kerajaan pertama yang multietnis," kata
MacGinnis.
"Kita tahu dari literatur kini bahwa Asiria memang
menaklukkan orang di area itu. Kini kita mengetahui bahwa ada bahasa
lain yang mungkin berasal dari daerah yang sama dan mungkin banyak bukti
terkait keberadaanya menanti untuk ditemukan," ungkapnya.
Penemuan
ini membuka pertanyaan baru, dari mana bahasa yang tak dikenal itu
berasal. Ada dugaan bahwa bahasa berasal dari masyarakat Shrubian,
masyarakat yang tinggal di Tushan sebelum Asiria datang.
Hipotesis
lain menyebutkan bahwa bahasa itu berasal dari orang-orang Mushki,
orang yang bermigrasi dari wilayah yang disebut Anatolia. Hipotesis ini
dianggap kurang masuk akal.
Pandangan yang lebih kuat adalah
bahasa tersebut berasal dari masyarakat yang diusir keluar oleh Asiria.
Pendekatan ini dipakai agar masyarakat itu di wilayah barunya bisa lebih
bergantung pada asiria untuk mendapatkan kesejahteraan.
Lempeng tanah liat yang ditemukan kini disimpan di Diyarbakir, Turki. Hasil riset MacGinnis dipublikasikan di Journal of Near Eastern Studies.
SCIENCEDAILY