Translate

Friday, December 28, 2012

Menguak Misteri Kematian Jenderal Simon Spoor


13300800951119802761
Makam Spoor di Menteng Pulo sekarang

Kemarin siang saat iseng berselancar di dunia maya, saya menemukan berita mengenai seminar yang diadakan oleh Eksponen 66 Sumater Utara yang dimuat di Harian Andalas dan Metro Siantar. Seminar yang berlangsung di Hotel Tor Sibohi Sipirok, Tapanuli Selatan (6-18 Pebruari 2012) ini membahas kontroversi tewasnya Jenderal Spoor. Saya lalu teringat pertanyaan seorang kawan di depan makam Jenderal Spoor awal Pebruari lalu,”Lip, si Spoor ini siapa ya? Terus, meninggalnya kenapa?
13300798162041566686
Jenderal Simon Hendrik Spoor

Setelah mengunjungi makam Aubertin Mallaby Sabtu (04/02/2012), kami menyempatkan berkunjung ke makam Spoor. Ini adalah kunjungan kedua saya setelah kunjungan tahun 2006. Jenderal Simon Hendrik Spoor lahir di Amsterdam, 12 Januari 1902 adalah panglima tertinggi tentara kerajaan Belanda di Hindia Belanda (1945 – 1949) dan meninggal 25 Mei 1949 di Batavia (sekarang Jakarta). Hampir serupa dengan Mallaby, kematian Spoor juga dilingkupi berbagai kontroversi berikut:
  1. Spoor tewas tertembak saat pertempuran hebat di Aek Kambiri, Simagomago, Sipirok. Spoor terkena peluru yang ditembakkan oleh Letnan Satu Sahala Muda Pakpahan (Naga Bonar ?) pada 23 Mei 1949. OK-lah bisa saja Spoor mati di luar pulau lalu jasadnya dimakamkan di Jakarta (lihat kasus Mallaby, mati dalam pertempuran di Surabaya namun tempat peristirahatan terakhirnya di Jakarta). Namun sayang informasi seputar peristiwa ini kurang diekspos sehingga tak ada bukti kuat ke arah sana.


  2. Spoor meninggal karena serangan jantung dalam pertemuan Roem-Roijen di Batavia pada 1949. Perjanjian Roem-Roijen berlangsung 14 April – 7 Mei 1949 di Hotel des Indes Batavia; bisa saja setelah kena serangan jantung Spoor masih mengalami koma. Namun dari beberapa sumber menyebutkan kalangan orang dekatnya mengatakan Spoor tidak menderita penyakit jantung. Jadi versi ini agak meragukan.


  3. Ada yang mengatakan Spoor meninggal karena diracun di Belanda. OK ini lebih gak masuk akal, jika meninggal di Belanda kenapa makamnya ada di Jakarta?


  4. Spoor meninggal karena diracun saat menikmati santap siang untuk merayakan kenaikan pangkatnya di De Jachtclub, Tandjung Priok - Batavia. Hari itu Jumat (20 Mei 1949) Spoor makan bersama ajudannya Kapten Smulders dan Kepala Pendeta Verhhoeven. Setelah mengalami koma selama 5 (lima) hari Spoor meninggal pada tanggal 25 di bulan yang sama pk 12.15 akibat racun yang sudah menjalar ke jantung.
Rumors kuat yang beredar seputar kematian Spoor adalah berkaitan dengan usahanya untuk membongkar kasus korupsi yang dilakukan oleh para jenderal Belanda yang berada di bawahnya. Informan Spoor, Letnan Muda Rob Aernout seorang anggota polisi rahasia Belanda sebelumnya dibunuh di kediamannya pada 28 Pebruari 1948. Menilik kasus tersebut, wajar jika Spoor menjadi incaran untuk disingkirkan oleh para jenderal yang kegiatannya bakal terkuak dan posisinya terancam. Setelah acara santap siang di De Jachtclub, Smulders mengalami koma selama 4 (empat) hari sedang Verhoeven dievakuasi ke Belanda. Pada 27 Agustus 2003, Smulders memberikan konfirmasi bahwa semua laporan medis seputar kematian Spoor sengaja ditutupi oleh Belanda dan arsipnya dimusnahkan. Konon, Kepala Dinas Kesehatan Militer Belanda Mayor Jenderal dr. Simons memandang tidak perlu melakukan otopsi pada jenazah Jenderal Spoor.

13300799821604268553
Upacara pemakaman Jenderal Spoor di Menteng Pulo
www.findagrave.com)

Hingga kini penyebab kematian Spoor yang mendadak tetap menjadi misteri. Spoor dimakamkan di Taman Makam Kehormatan (Ereveld) Menteng Pulo; taman pemakaman yang dibuka oleh Spoor tahun 1947 di lahan yang diwakafkan sebagai tempat pemakaman korban perang dunia kedua.[oli3ve]: *dikutip dari berbagai sumber, jika ada yang tahu hasil dari seminar di Sipirok mari berbagi*

Olive Bendon

No comments:

Post a Comment