Translate

Saturday, February 2, 2013

Cacing Naga Sumatera Selatan


Keanekaragaman jenis hewan selalu mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Mungkin ada yang berpikir mengerikan, mengagumkan, menjijikkan atau bahkan ada yang berpikir sebaliknya: hewan tersebut sangat lucu. Dari salah satu grup pecinta misteri terbesar di Indonesia, Indonesia Mystery Forum, saya akan tunjukkan pada pembaca sekalian salah satu hewan yang mungkin bisa dibilang paling aneh bentunya atau bahkan paling mengerikan dari semua spesiesnya. Ketika Anda melihat hewan ini, mungkin Anda akan teringat seri-seri petualangan dimana jagoan akan menghadapi monster cacing yang menakutkan seperti yang ada pada film Tremor. Berikut adalah beritanya.  


Berita ini bersumber pada Kaskus, dan bersumber pada Kompas.com. Saya akan mencopy artikelnya untuk Anda. Ini dia : 

"KOMPAS.com – Warga di kawasan Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumatera Selatan, dihebohkan dengan penemuan cacing nipah sepanjang 2,5 meter. Uniknya lagi, cacing itu punya dua taring besar di kepala.

Karena bentuknya yang unik, warga sekitar menyebut hewan melata itu sebagai cacing naga. Badan cacing naga seukuran jari warna merah ini, sedikit mirip lipan yang punya banyak kaki di sepanjang bagian bawah tubuh. Namun, terlihat dan terasa lebih lunak khas hewan mollusca.

Cacing ini ditemukan oleh Timan. War (26), putra Timan, mengatakan, cacing tersebut ditangkap dengan menggunakan besi yang dibentuk seperti garpu. “Saya tidak ikut karena takut,” kata War, Kamis (27/1/2011).

Timan yang sehari-hari bekerja sebagai pencari cacing tak menyangka mendapat cacing naga sepanjang 2,5 meter.

Rosinta, mahasiswi pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang yang sedang melakukan survei untuk thesis kajian lingkungan di pelabuhan fery/kargo Tanjung Api-api kaget melihat cacing ini. “Saya baru lihat ada cacing panjang seperti itu,” kata Rosinta."


Demikian bunyi dari berita tersebut. 

Bagi pembaca yang belum melihat gambarnya, pasti sangat penasaran dibuatnya. Tapi saya sarankan Anda siapkan nyali dulu sebelum melangkah ke postingan ini lebih lanjut. Sudah siap? Silahkan Anda lihat gambar "Cacing Naga" tersebut dibawah ini. 




Kelihatan lezat sekali bukan?

Ketika melihat bentuknya, mungkin sebagian pembaca akan teringat pada "Mongolian Deathworm", salah satu cryptid berupa cacing raksasa yang panjangnya lebih dari satu meter dan bertubuh gemuk dan berwarna merah cerah dan pernah terlihat di Gurun Gobi. Panjang Mongolian Deathworm diperkirakan antara 0.6 meter hingga 1.5 meter. 


 Ini adalah gambar rekaan yang dilukis oleh Pieter Dirkx untuk menginterpretasikan Mongolian Deathworm. 
Tapi pertanyaannya, benarkah "Cacing Naga" yang ditemukan di Sumatera tersebut adalah Mongolian Deathworm?

Jawabannya jelas bukan. 
Karena lokasi dipenampakkan Mongolian Death Worm ada di gurun, sedangkan rata-rata polichaeta (cacing berambut banyak) adalah hewan akuatik. 


Lalu apa gerangan cacing yang ditemukan di Sumatera tersebut hingga dijuluki "Cacing Naga"? 




Sebelum kita melangkah maju, saya akan tunjukkan salah satu kasus yang mungkin para pengamat cryptozoologi pernah membacanya. Kasus itu datang dari Dailymail yang kurang lebihnya berbunyi seperti ini. 

"Staf akuarium Newquay's Blue Reef telah menemukan cacing laut raksasa yang telah memakan ikan dan mampu memotong karang. "

Matt Slater, kurator akuarium, mengatakan: "Ada yang menenggak terumbu kami tapi kami tidak tahu apa, kami juga menemukan Ikan Tang terluka sehingga kita meletakkan perangkap tetapi mereka harus merobek terpisah di malam hari. 

Dia menambahkan: "Ini benar-benar terlihat seperti sesuatu dari film horor. Sudah lebih dari empat kaki panjangnya dengan rahang yang terlihat aneh. Kami juga menemukan bahwa ia ditutupi dengan ribuan bulu yang mampu menimbulkan sengatan yang mengakibatkan mati rasa permanen."


Demikianlah berita yang dirilis Dailymail pada 31 Maret 2009. 

Cacing raksasa tersebut diberi nama "Barry". Dugaan bahwa cacing tersebut bisa muncul didalam akuarium adalah: kemungkinan Barry datang bersamaan dengan karang-karang hidup yang telah dipindah beberapa bulan lalu dari akuarium lain ketika usia Barry masih remaja.

Lalu seperti apakah wujud Barry?




 Inilah Barry yang telah menghancurkan karang Newquay's Blue Reef Aquarium menjadi setengah bagian. 

Barry yang ada di akuarium Newquay's Blue Reef sudah dipastikan Bobbit Worm. 

Eunice aphroditois atau Bobbit Worm adalah cacing laut polichaeta dan dia adalah seekor predator yang omnivora.  Cacing ini tumbuh di laut yang memiliki kedalaman 10 meter hingga kedalaman 40 meter. Biasanya ditemukan dalam panjang sekitar kurang dari satu meter.

Untuk memangsa, predator ini membenamkan dirinya dalam lumpur, kerikil atau karang dilautan. lalu dengan sabar dia menunggu mangsanya menyentuh satu dari lima atena nya yang sengaja di cuatkan dari tempat persembunyiannya. Ketika mangsanya sudah menyentuh antenanya, maka tinggal menunggu waktu singkat saja sampai tubuh mangsanya terbelah oleh dua taring Bobbit Worm yang tajam. 


Sepintas lalu memang seperti Bobbit worm. Tapi setelah saya melihat foto cacing raksasa sumatera tersebut, saya merasa yakin bahwa cacing yang tertangkap di Sumatera bukanlah Bobbit worm yang sama seperti Barry, atau bahkan bukan Bobbit worm. Coba perhatikan warna yang jelas sama sekali berbeda antara cacing raksasa yang ditemukan di Sumatera, dengan foto-foto tubuh Bobbit worm yang saya temukan. 

 Cacing Naga di Sumatera

 Tubuh Bobbit Worm. Perhatikan warnanya.


Sekarang kita menuju pada beberapa pertanyaan mengenai hewan apakah yang ditemukan oleh dua orang penduduk di Tanjung Api-Api Sumatera:

  • Jika hewan itu jelas merupakan polichaeta. Maka besar kemungkinan Timan dan War menangkapnya di laut, atau hewan tersebut ada didaratan yang dekat sekali dengan laut. Dilihat dari ukurannya, maka kemungkinan yang paling dekat adalah "hewan itu merupakan Bobbit worm (Eunice aphroditois)". Tapi kenapa warnanya berbeda dengan deskripsi dari Bobbit worm?

  • Jika hewan itu bukanlah Bobbit worm (Eunice aphroditois), maka kemungkinan yang lain adalah hewan tersebut merupakan Bristle worm yang masih dalam kelompok polichaeta, karena deskripsi warnanya nyaris sesuai: "The Bristleworm's body is salmon-pink colour...". Tapi ada satu hal yang aneh jika hewan itu merupakan Bristle worm. Ukuran  Bristle Worm tidak ada yang mencapai 2.5 meter, dan rata-rata hanya 140mm! Jika memang begitu, apakah Cacing Naga sebenarnya adalah Bristle Worm yang berumur sangat tua?

  • Ataukah Cacing Naga sebenarnya adalah Bobbit Worm dari jenis yang lain?


Pastinya, cacing naga adalah salah satu dari Eunice sp atau Eunice yang hidup di laut dan karang, entah itu Bobbit worm jenis lain, maupun Bristle worm yang jenis lain. Cacing dilaut mampu tumbuh besar dan panjangnya mampu mencapai satu meter lebih. Silahkan cek video disini untuk membuktikannya. 

Dan sekali lagi, dua orang pencari cacing yang menemukan cacing raksasa tersebut bukanlah menangkap hewan yang aneh, mistis, maupun berbau fenomena alam yang sangat aneh.Cacing itu sudah ada sejak Bumi diciptakan. Jika mungkin Anda mendapati media televisi  mengulas temuan cacing itu dengan kalimat-kalimat yang berlebihan dan mengkaiitkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, lebih baik matikan TV dan mulailah berolahraga. Semoga artikel yang sangat sederhana ini mampu sedikit mengenalkan pembaca pada kehidupan luas dilautan. Salam olahraga!

No comments:

Post a Comment