Translate

Thursday, January 10, 2013

Penemuan Terowongan Misterius di Semarang


VIVAnews - Pekerja Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) RS Dr Kariadi Semarang yang sedang menggali tanah terkejut saat menemukan lubang besar menyerupai gua dengan pintu segi empat.
Apa sejatinya ruangan bawah tanah itu masih teka-teki. Ada yang menduganya sebagai bunker Jepang atau saluran air yang dibangun pemerintah Belanda di masa lalu. Sementara masyarakat yang heboh menyebutnya, "gua misterius". 
 
Sejarawan Universitas Diponegoro Semarang Prof Dr Soetedjo Koeat Widodo mengaku belum pernah melihat bunker yang menyerupai gua itu sebelumnya. Kemungkinan temuan itu adalah gua alam sangat kecil, karena daerah tersebut semula daerah pantai.

"Jika itu buatan, kemungkinan besar itu buatan Jepang yang memang sangat suka membuat gua. Di samping itu, kemungkinan adalah drainase kota buatan Belanda," kata Prof Tedjo.
Sejauh ini dalam penelitian, pihaknya belum pernah mendapatkan informasi adanya gua di daerah tersebut. Sehingga sementara ia meyakini bahwa itu lubang buatan, sebagai bunker jika dibangun Jepang.
Jika merujuk pada bentang alam tempo dulu, wilayah RS Dr Kariadi dan juga Taman Pemakaman Umum Bergota, adalah kawasan pantai. Demikian pula dengan kawasan Kelenteng Sam Poo Kong atau daerah Simongan.

 
Sementara itu, Pelaksana Tugas (PLT) Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku baru mendengar adanya penemuan gua misterius itu. Namun dari cerita para orangtua, memang ada terowongan bawah tanah yang menghubungkan kawasan gedung SMAN 1 hingga Benteng Pendem (kini sudah hancur) di kawasan stasiun Poncol.

"Saya belum tahu, itu saluran air bawah tanah atau bunker perlindungan zaman jepang. Tapi jika memang saluran air, dan bisa direvitalisasi untuk saluran air, mungkin bisa jadi salah satu solusi banjir," kata Hendrar Prihadi.

Upaya revitalisasi baru bisa dilakukan tergantung beberapa unsur, pertama  setelah ada kesimpulan jika lubang itu memang saluran air. Kedua, biaya untuk revitalisasi tidak terlalu besar dan ketiga pembiayaan itu mendapat dukungan dari DPRD, pemerintah Propinsi Jateng, dan Pemerintah Pusat.
"Kuncinya adalah kembali menghidupkan kearifan masa lalu yang sudah terbukti bagus," katanya.
Hendrar Prihadi yang baru sehari menerima SK sebagai PLT Walikota itu menegaskan, pihaknya tidak akan terburu-buru menyimpulkan dan mengambil langkah."Semua ada tahapannya. Tapi saya sepakat apapun gua itu, harus dilindungi," tambahnya. (umi)

1 comment: